PERGOLAKAN RAKYAT ACEH (1873-1910) DALAM MENGHADAPI KOLONIAL BELANDA.


Merial Ulfa/b/SI3

Ketegangan antara Aceh dengan Belanda sudah mulai muncul sekitar tahun 1858,ketika Belanda mengadakan perjanjian dengan Sultan Siak yang menyatakan bahwaSiak menyerahkan daerah Deli,Serdang,Langkat danAsahan kepada Belanda,sementara Aceh menganggap kalau daerah itu adalah wilayah Aceh sejak pemerintahan Sultan Iskandar Muda.Karena rakyat Aceh merasa tertindas,dan tidak senang hati dan merasa terancam.Pada tahun 1873 Belanda mengirimkan pasukannya yang banyak yaiyu sekitar 3000 prajurit,di bawah pimpinan Jendral.J.H.R Kohler.
Dalam peperangan ini muncullah tokoh-tokoh terkemuka seperti:Panglima Polim,Tengku Cik di Tiro,Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien .
*      Teuku Cik Di Tiro (1836-1891)
Politik Belanda kepada Aceh berubah setelah mengadakan perjanjian dengan Inggris tentang masalah daerah pengaruh di Sumatra yang dikenal dengan Traktat Sumatra pada tahun 1871.Yang mana kita ketahui bahwa isi dari perjanjian Belanda boleh meluaskan pengaruhnya  di Sumatra termasuk Aceh.Untuk gantinya Inggris di perbolehkan menanamkan modalnya di Indonesia.
Untuk menghadapi perkembangan politik itu, maka Aceh memperkuat diri atau pertahanan nyadengan membina hubungan diplomatic dengan Kesultanan Turki,termasuk perwakilan AS dan Singapura.Hubungan itu dilakukan guna untuk mendapatkan dukungan diplomatic,dan yang lebih bermanfaat lagi  adalah  untuk mempermudah membeli senjata.
Serangan pertama Belanda dilancarkan tahun 1837,Belnada mampu menduduki Masjid Raya yang ssat itu merupakan markas pasukan Aceh,kemudian Aceh makin memperkuat diri di sekitar Istana Mahmud Syah.Belanda sendiri pun juga menambah serdadunya dengan tujuan agar Aceh jatuh ke tangan Belanda.Belanda melancarkan Blokade Laut yang ingin membuat Aceh terus terisolasi dari Dunia luar,dan Aceh semakin melemah tetapi kenyataannya Aceh tidak mau terima.Nah..dalam situasi inilah muncul Cik di Tiro sebagia pemimpin perjuangan.Cik di Tiro ini semula bernama Muhammad Saman ia lahir di Cumbok,Lambo,Tiro, Daerah Pidiie
Pada bulan Mei 1881,Cik di Tiro bersama pasukannya dapat merebut Benteng Belanda yang di Indrapuri,yang di susul dengan jatuhnya benteng Musuh di Lambaro.Pasukan pejuang terus melakukan serangan ke pulau Bereuh.Dan Cik di Tiro berharap dan merencanakan agar pada akhir tahun 1983 Belanda sudah dapat di Usir dari tanah Aceh.ternyata memang benar dengan bergeraknya Cik di Tiro dalam pertempuran melawan Belanda,Belanda mengalami hambatan besar dalam upaya menaklukkan wilayah itu.Namun Belanda berhasil membujuk salah seorang petinngi Aceh yang di janjikan Belanda sebagai kepala Sagi/kepala Wilayah.orang itu menyuruh seorang wanita untuk mengirimkam makanan kepada Cik di Tiro yang sudah di beri racun,dan tanpa curiga Cik di Tiro memakannya yang menyebabkan sakit keras.Sehingga Panglima besar Aceh harus menutup mata untuk selama-lamanya di bulan Januari 1891 di Benteng Aneuk Galong.
*      Cut Nyak Dien (1850-1908)
Cut Nyak Dien adalah seorang tokoh wanita yang tangguh dalam menghadapi Belanda.Ia dilahirkan di Lampadang Aceh besar pada tahun 1850.ayahnya adalah Ule-Balang Mukim,seorang Aceh keturunan Minangkabau.Ia menikah dengan Cik Ibrahim Lamnga.pada saat itu hubungan antara Belanda danAceh sangat buruk.Tahun 1873 meletuslah perang  Aceh melawan Belanda yang mana Ule Balang dapat didudukimoleh Belanda sementara Cut Nyak Dien harus mengungsii ke daerah lain, harus berpisah dengan suami dan ayahnya.Ibrahim Lamnga akhirnya gugur dalam pertempuran dig le Tarum di bulan Juni 1870.Semenjak saat itu Cun Nyak Dien bersumpahningin membalas  kematian atas suaminya.
Dan yang kedua kalinya ia menikah dengan Teuku Umar tahun 1880 kemenakan ayahnya.Teuku umar pun juga merupakan pejuang yang hebat yang mampu merebut kembali daerah VI Mukim dari tangan Belanda.Suaminya terkenal karena Teuku Umar itu cerdik dalam memimpin keahliannya memimpin pasukannya.
CutNyak Dien menghadapi serbuan yang hebat dari pasukan Belanda pada bulan Februari 1878.Menghadapi tekanan itu pasukan Aceh bergerak ke Aceh besar dan memaksa Belanda untuk meninggalkan Aceh.Ia berjuang di Aceh Barat.Cut Nyak Dien terus melakukan perlawanan gerilya nya di diberbagai daerah,Ia tidak menghiraukan umurnya yang semakin tua,dan pasukannya makin berkurang.Situasi perang dengan berbagai ketegangan psikologis membuat membuat kondisi fisiknya melemah yang Eceng gondok menyerangnya.Keyakinanya dalam perjuangannya itu membuat dia bertahan,keadaan fisiknya yang lemah menbuat anak buahnya melaporkan kepada Belanda.Cut Nyak Dien boleh ditangkap tapi jangan di siksa..Namun akhirnya tokoh wanita muslimah inn di buang ke Sumedang Jabar 6 November 1908.Maka berakhirlah perjuangan Cut NyakDien melawan Belanda.
*      Teuku Umar(1854-1899)
Sebelumnya da pandangan bahwa Belanda di Indonesia berlangsung setengah abad.Namun perang Aceh menunjukkan pada dasawarsa abad ke- 20 setelah peperangan berlangsung 40 tahun.barulah pasukan Belanda dapt mengalahkan perlawanan itu.
Teuku Umar di lahirkan di Meulabuh pada tahun 1854,ia berasal masih dari keturunan Minang kabau yang merantau ke Aceh kira-kira abad 17.Teuku Umar adalah anak dari Teuku Mahmud sementara ibunya adalah adik raja Meulabuh.Teuku Umar menikah dengan Cut Nyak Dien anak Nanta Setia,pamannya.Ketika perang Aceh meletus ia baru berumur 19 tahun dan Teuku Umar pun tidak ragu-ragu untuk mempertahankan kampungnya dan ia menerjunkan diri dalam kancah perjuangan.Tempat markas nya adalah di Kampung darat yang dapat di duduki Belanda pada tahun 1871.
Bulan Agustus Teuku Umar berpura-pura tunduk kepada Belanda,dengan memakai sumpah kepada Gubernur yang merangkap sebagi panglima Belanda di Aceh.Pemerintah colonial memberinya nama/gelar Teuku Johan Pahlawan.Semula Teuku Umar di percaya Belanda untuk membawa 30 tentara untuk menumpas pasukan raja dan menita kapal Inggris.Tapi karena kelicikannya di tengah perjalanan ia pulang dan membunuh kesemua tentara itu,serta mengambil senjatanya.Pada tannggal 30 Maret 1896  Teuku Umar secara terbuka dan terus terang menyatakn diri keluar dari dinas Militer belanda,dan langsung menemui teman-teman perjuangannya seperti panglima Polim,ulama.dan hulubalang.Ketika teuku Umar berbalik membela Aceh Teuku Umar membawa lari banyak senjata,peluru dan juga uang.
Dikarenakan kejadian itu Panglima tentara Hindia Belanda,Jend Van Heutsz yang sangat marah sekali dan ingin membunuh Teuku Umar.Dalam pertempuran di Meulabuh 10 Januari 1899 Teuku Umar akhirnya berhasil kena tembak olah pasikan Belanda,dan meninggal dunia.
*      Cut Meutia (1870-1910)
Cut meutia dilahirkan di Perlak.tahun 1870.saat ia berumur masih kecil dan remaja,Cut Mutia hidup dalam suasana peperangan.Karena pertempuran terjadi berkepanjangan maka akhirnya membentuk pribadi juang dalam dirinya.Suami Cut Meutia bernama Cik Tenong.Pasangan suami itu melakukan gerilya terhadap patrol Belanda.Belanda waktu itu mengajak untuk berdamai,namun mereka tetap melawan serta pantang mundur.
Kesulitan yang di hadapi Cut Mutia adalah pada bulan mei 1905.Ketika suaminya di tangkap oleh Belanda dan dihukum mati,tetapi semangadnya tetap bergelora untuk melawan Belanda.Setelah kematian suami pertamanya yaitu Cik Tenong Cut Mutia menikah lagi dengan sahabat dekat Cik Tenong bernama: Pang Nangru.Masih nasib yang kurang baik bagi Cut Mutia,suami keduanya masih berhasil di bunuh oleh Belanda,tapi untung Cut Mutia berhasil untuk melarikan/meloloskan diri,dan  Cut Mutia tetap bersemangad untuk berjuang meskipun tanpa ada suaminya lagi.
Anak dari Cut Mutia bernama Raja Sabil mengikuti ibunya dalam berbagi bentuk pertempurannya.Pihak keluarga Cut Mutia menawarkan untuk menyerahkan diri kepada Belanda karena kondisi fisiknya sudah semaki  tua,tapi apa yang terjadi…? Cut Mutia menolak mentah-mentah tawaran itu.Suatu ketika Pasukan Belanda mengetahu markas persembunyian Pasukan Cut Meutie,Belanda pun mengepungnya ..tapi Cut Mutia masih tidak menyerah,akhirnya pun pejuang wanita itu tertembak Belanda di bagian kakinya.Pertempuran sengit terjadi,Cut  Mutia pun menghunuskan pedangnya akhirnya Pasukan Belanda banyak juga yang mati.Peluru yang ada di tembakkakn Belanda kepada Cut Mutia menyebabkan pejuang wanita(Cut Mutia) pu gugur.
Begitulah semangat Juang yang kuat serta pantang Menyerah dalam diri mereka untuk melawan Kolonial Belanda DEMI MEMPERTAHANKAN TANAH AIR,,semoga kita tetap menghormati jasa para pahlawan,serta meningkatkan RASA CINTA TANAH AIR.!!!
Ekspedisi kedua dari Jenderal Van Swieten dengan pasukan 8000 tentara. Belanda merebut Istana.Rakyat Aceh melawan di bawah pimpinan:
Panglima Polim
Panglima Polim,sebagai pimpinan,perlawananya bergeser keluar kota.Belanda menemukan kesulitannya disina karena Belanda beranggapan bahwa sistim ketatanegaraan Aceh berbeda dengan daerah lain sehingga membuat Operasi-opersi Belanda tersesat.Untuk mengetahui taktik dan rahasia Aceh ,Belanda mengirimkan Snouck Hurgronye ke Aceh.
Cara Snouck Hurgronye mendekati Rakyat Aceh,sebagi berikut:
ü  Ia berpura pura menjadi muslim yang taat,sepertinya Belanda balas dendam atas perlakuan Teuku Umar yang dulunya berpura-pura juga mau masuk ke pihak Belanda.
ü  Snouck Hurgronye menyarankan kepada rakyatAceh untuk menggunakan cara pecah-belah dan selanjutnya dilanjutkan dengan kekuatan militer,guna melawan Belanda.Snouck Hurgronye juga mendekati para keluarga bangsawan.
Belanda terus berupaya untuk menaklukkan Aceh,selain mereka menjalankan saran dari Snouck hurgronye Belanda juhga menyandra keluarga Sultan,dan memaksa Panglim Polim untuk menyerah.Harus kita akui bahwa perlawanan Aceh merupakan perlawanan paling BERAT bagi belanda,Setelah perlawan surut belanda memaksakan untuk penandatanganan perjanjian singkat
Kepada kepala-kepala daerah Aceh.Perlawana berhenti dan berakhir pada abad ke 20..
DAFTAR PUSTAKA
Rahimsah.2003.Pahlawan-Pahlawan Bangsa.Surabaya:Amelia
Aziz,Maliha dan Asril.2006.Sejarah Indonesia III.Pekanbaru:Cendekia Insani Pekanbaru

No comments:

Post a Comment