ACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU KOTA PEKANBARU



Novi Engladis  / PBM/FB
I.                   ISI
1.      Perkawinan dan Adat Perkawinan
Perkawinan merupakan salah satu fase kehidupan manusia yang bernilai sakral dan amat penting. Dibanding dengan fase kehidupan lainnya, fase perkawian merupakan fase yang sangat penting dan spesial. Perhatian pihak-pihak yang berkepentingan dengan upacara tersebut akan banyak yang tertuju padanya, mulai dari memikirkan proses akad nikah, persiapannya, upacara pada hari pernikahannya, hingga setelah upacara usai digelar                                                                                                        (http://kebudayaan-melayu-riau.html)
Perkawinan atau nikah kawin sangat dimuliakan  dalam kehidupan orang Melayu. Oleh karena itu , berbagai kegiatan dan ketentuan adat berlakukan untuk mengatur perkawinan tersebut acara lengkap.
Setiap anggota masyarakat dalam kehidupan normal tentu mengalami perkaawinan. Hanya sedikit sekali yang tidak mengalaminya . Oleh karena itu , semua ketentuan dan adat istiadat yang berkaitan dengan perkawinan selalu diingat dan diperhatikan orang .Perkawinan juga semacam jontraj antara seorang laki-laki denga  seorang perempuan untuk hidup berssama secara sah . Oleh karena itu , perkawinan menjad sebuah lembaga yang sejak dahulu dipagari oleh berbagai ketentuan adat dan dibentengi oleh kekuatan hukum.
2.                          Ketentuan Adat sebelum Perkawinan
Secara garis besar , adat perkawinan terdiri atas dua bagian , yaitu adat sebelum perkawinan dan sesudah perkawinan .Kegiatan antara sesudah dan sebelum perkawinan disebut dengan upacara perkawinan. Ada  empat hal yang perlu diperhatikan tentang adat sebelum perkawinan yaitu , tujuan perkawinan , perkawinan  ideal , syarat-syarat untuk kawin ,dan cara-cara memilih jodoh.
a.      Tujuan Perkawinan
Berkaitan dengan tujuan perkawinan , perlu disimak ungkapan berikut.
Di dalam nikah banyak faedah
Di dalam kawin banyak diingin
Ungkapan tersebut menunjukan keragaman tujuan , keinginan dan manfaat (faedah)yang diharapkan dari suatu perkawinan , Menurut adat , da beberapa tujuan perkawinan , yaitu sebagai berikut :
1.      Menyambung tali darah
Menyambung tali darah , maksudnya melanjutkan keturunan
2.      Mendekatkan yang jauh dan merapatkan yang renggang
Mendekatkan yang jauh , merapatkan yang renggang . Artinya , melalui melalui perkawinan hubungan kekerabatan dan kekeluargaan semakin dekat dan akrab .
3.      Menjunjung sunah
Menjunjung sunah , maksudnya mengikuti Nabi Muhammad SAW.yang mengajurkan kepada umatnya untuk kawin bagi yang telah patut dan mampu.
b.      Perkawinan Ideal
Ungkapan adat mengatakan sebagai berikut .
Nikah langsung tuah sekampung
Nikah usai gelah mengurai
Pinang pulang kr tampuk
Sirih balik ke gagahnya
Hutang lepas hajat terkabul
Kaum kerabat mendapat berkat
Dengan demikian , yang dikatakan perkawinan ideal dalah perkawinan yang benar-benar mendatangkan kebahagiaan , kesejahteraan bagi smeua pihak sesuai dengan kedudukan mereka dalam masyarakat.Perkawinan ideal dapat pula  disebut perkawinan yang benar-benar memenuhi semua keinginan serta memuhi persyaratan adat , agama , dan tradisi , serta tujuan yang dapat memenuhi keinginan .
c.       Jenis-jenis Perkawinan
Adat dan tradisi masyarakat di daerah Riau mengenal beberapa jenis  perkawinan .Ada yang sempurna dan baik , ada pula yang diigolongkanburuk dan tidak diinginkan.  Adapun jenis-jenis perkawinan sempurna dan baik yang telah menjadi adat dan tradisi didaerah ini adalah sebagai berikut
1.      Kawin biasa
Kawin biasa adalah perkawinan yang dilakukan secara normal , dilaksanakan melalui ketentuan dan adat istiadat , serta menuruti berbagai urutan acara yang lazim.
2.      Kawin gatung
Perkawinan disebut nikah gantung jika siatu perkawinan yang dilakukan dengan jarak relatif lama amtara pelaksanaanya menurut hukum dengan pesta.Lazimnya , perkawinan ini dilakukan bagi mereka yang belum cukup umur untuk menikah 
3.      Kawin janda atau kawin duda
Perkawinan janda atau duda adalah perkawinan antara laki-laki bujang dengan wanita janda atau laki-laki duda dengan wanita gadis . Lazimnya , perkawinan ini tidak dilaksanakan seperti perkawinan  biasa.
4.      Kawin tertukar anak panah
Perkawinan tertukar anak panah adalah perkawinan dua orang adik beradik , apakah keduanya laki-laki atau seorang perempuan kawin dengan dua orang adik beradik lainnya . Jika perkawinan dilakukan dengan cara yang tua kawin dengan yang muda , dan yang muda kawin dengan yang tua , maka disebut kawin  bertukar anak panah .  
5.      Kawin ganti tikar  
Perkawinan ganti tikar yaitu apabila yang dikawininya adalah kakak isitrinya . Apabila seorang istri ditinggal mati suaminya kemudian dikawinkan dengan adik suaminya disebut kawin ganti baju atau kawin beripar turun , Sebaliknya , jika ia kawin dengan kakak suaminya disebut kawin saling bertingkat atau kawin beripar naik.
6.      Kawin balam dua selenggek
Perkawinan ini dilakukan oleh dua orang adik beradik dengan dua orang adik beradik lainnya . Kakak kawin dengan kakak , dan adik kawin dengan sesame  adik.
7.      Kawin membayar nazar
Perkawinan membayar nazar disebut juga kawin menebus niat , yaitu suatu perkawinan yang diakukan apabila seorang tua bernazaar ingin mengawinkan anaknya dengan seseorang ketika masihh muda .Setelah dewasa , barulah anak tersebut dikawinkan untuk menebuss nazar yang pernah diniatkannya .
8.      Kawin menebus budi
Perkawinan ini terjadi untuk  menebus utang budi terhadap seseorang , baik itu pihak laki-laki maupun pihak perempuan . Perkawinan ini sering dilakukan secara terpaksa karena ingin atau tuntunan untuk menembus budi.
9.      Kawin sekandang
Perkawinan sekandang adalah perkawinan antarsesama anggota keluarga sepanjang dibenarkan oleh syarak dan adat.
10.  Kawin  berkat
Kawin berkat adalah perkawinan yang mengandung maksud untuk memperoleh berkat , tuah , atau meningkatkan status sosial keluarga .
11.  Kawin negeri
Kawin negeri adalah perkawinan yang dilakukan dengan tujuan politis. Perkawinan seperti  ini dahulunya dilakukan oleh keluarga  raja-raja atau keluarga kerajaan .(Binsar,dkk.2011:91--96)
     3.         Upacara sebelum Perkwinan
Sebelum perkawinan berlangsung ada  beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan , anatar lain , upacara meminang , upacara antartanda , dan upacara antar belanja .
a.    Upacara meminang
     Setelah pihak lelaki semufakat untuk menjodohkan anak lelakinya dengan
 Sigads yang telah disepakati, maka kirimlah perutusan kerumah si gadis untuk meminang atau melamar si gadis secara resmi . Perwakilan terdiri dari beberapa orang yang dituakan dan seseorang juru biacara  supaya pihak wanita tidak merasa dikejutkan atas kedatangan ini . Pada pertemuan ini pihak lelaki menyampaikan maskud dan tujuan kedatangannya yang dijawab oleh pihak wanita.Pada pelaksanaan peminangan ini adakalanya pihak wanita tidak langsung menjawab atas pinangan ini, melainkan meminta waktu beberapa hari untuk menjawabnya dan kepada pihak lelaki diminta datang kembali pada hari yang ditentukan, dan sebaliknya ada pula jawaban diberikan pada saat peminangan itu.Jika jawaban diberikan beberapa hari kemudian, ini menandakan bahwa pihak wanita ingin bermufakatdulu dengan pihak keluarga dan juga ingin pula terlebih dahulu mengetahui tentang anak lelaki yang akan dijodohkan dengan anak gadisnya.
b.   Upacara Antartanda
 Setelah pinangan diterima , maka akan dilakukan acara mengantar tanda sebagai ikatan tali pertunangan. Setelah pihak wanita menyatakn menerima atas pinangan pihak lelaki , maka pihak lelaki kembali mengirim perutusan kerumah pihak wanita untuk menyampaikan tanda ikatan untuk kedua anak mereka.Didalam pelaksanaan meminang tersebut pihak lelaki selalu membawa serta barang kemas sebagai tanda ikatan perjodohan , karena lazim juga jawaban langsung diberikan oleh pihak wanita bahwa pinangan diterima atau ditolak .Jika ditolak maka perurusan akan kembali kerumah dengan tangan hampa ; Sebaliknya , jika diterima maka akan dilanjutkan dengan penyerahan tanda sebagai ikatan perjodohan antara keduannya.
Kesimpulan , mengantar tandai ialah tanda ikatan selalu diipersiapkan sebentuk cincin emas dengan ukuran sesuai dengan tingkat sosialnya.
c.    Upacara Antarbelanja
Upacara mengantar belanja adalah kedatangan perutusan keluarga calon pengantin lelaki kerumah calon pengantin wanita unntuk menyerahkan uang belanja sebaagai bantuan untuk biaya pelaksanaan upacara pernikahan dengan jumlah yang disesuaikan dengan kesanggupan calon pengantin lelaki.Mengantar uang belanja ini dilengkapi pula dengan bahan pengiring berupa berbagai barang-barang keperluan calon pengantin wanita yang juga disesuaikan dengan kemampuan pihak lelaki. Menurut kebiasaan barang –barang antaran disamping sejumlah uang juga disertakan barang-barang seperti
·         Sepesalin bahan pakaian kebaya dari tenunan siak atau lebih
·         Sepesalin bahan pakaian kebaya dari jenis kain lainnya atau lebih
·         Bahaba keperluan  sholat
·         Tas tangan , selop  , sepatu
·         Handuk mandi
·         Selimut
·         Bahan untuk berhias
·         Bunga rampai secukupnya
·         Pakaian dalam
·         Bahkan ada yang menyerahkan seperangkat peralatan tidur komplit
·         Bunga rampai secukupnya
Yang paling utama hantaran belanja adalah uang belanja sebagai tanda tanggungjawab.Sedangkan uang hantaran sering dibuat kreasi dalam berbagai bentuk, seperti misalnya berbentuk kapal layar, rumah-rumah atau bunga dll sesuaik kemampuan sipenggubah memberikan kreasi.
Maksud yang terkandung dari pelaksanaan upacara mengantar belanja ini adalah sebagai tanda tanggung jawab dan rasa kebersamaan dari pihak lelaki, terutama sebagai dalam iktikat membina rumah tangga bahagia, rukun damai, sakinah, mawaddah warahmah. Dan disini tertanam sifat kegotong royongan.
                                                                                                         (http:/melayu-riau.html
)
4.                    Upacara Pelaksanaan Perkawinan
              A.Upacara menggantung-gantung
            Upacara  ini dilakukan dalam tenggang waktu yang cukup panjang , biasanya 3
       Hari sebelum hari perkawinan.Bentuk kegiatan dalam upacara ini biasanya   
      disesuaikan dengan adat masing-masing daerah berkisar pada kegiatan menghiasi                   rumah atau tempat akan dilangsungkan upacara pernikahan , memasang alat kelengkapan upacara , dan sebagainya . Yang termasuk dalam kegiatan ini dalah membuat tenda dan dekorasi , menggantung perlengkapan pentas , menghiasi kamar tidur pengantin , serta  menghiasi tempat bersanding kedua calon mempelai .
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwFisb5Z4qD_4TtDUNSljlPKm11kN4vrbIxMwwl2hpdqKqiUmj3V7GcvlERuaFvCGKe6HJJhG3jv9jaqecuPU63XL05kRQ1uAjXDoZlVgBbdeT4OEEv5CTPu1x1zmMPA3ZZa95d1RqQTmK/s320/01.jpg 
       Ungkapan adat mengajarkan hal ini sebagai berikut:
       Adat orang berhelat jamu
       Memggantung-gantunglebih dahulu
       Menggantung mana yang patut
       Memasang mana yang layak
            Sesuai menurut alur pantunnya
            Sesuai menurut adat lembaga
       Supaya helat memakai adat
       Supaya kerja tak sia-sia
       Supaya tidak tersalah pasang
       Supaya tidak tersalah paka  http://www.melayuonline.com/image/perkawinan/22.jpg
B. Upacara Berinai Curi
Kepada setiap caalon pengantin dilakukan upacara berinai yang dilaksankan pada malam hari.  Peralatan berinai yang telah dipersiapkan dirumah calon pengantin wanita ,secara diam-diam dibawa kerumah calon pengantin lelaki yang akan dipergunakan pula untuk calon pengantin lelaki berinai .Karena pelaksanaan berinai ini dilakukan pada malam hari dan sebagian darii inai dirumah pengantin wanita diambil secara diam-diam (dicuri) maka acara ini disebut malam berinai curi . Kegiatan pad amalam berinai ini diawali oleh andam mempersiapkan peraatan untuk berinai . Dan setelah semuanya lengkap maka dilakukan kegiatan sbb :
1.      Mengantar inai beserta kelengkapannya kerumah pengantin lelaki oleh petugas yang ditunjuk  dan dipimpin oleh Mak andam atau yang mewakili
2.    Sesampainya pembicaraan dan di mulailah menginai pengatin lelaki pada satu atau dua jari lalu kembali kerumah pengantin wanita.
3.    Dirumah pengantin wanita , sementara rombongan pergi mengantar inai , maka dilakukan pula menginai pengantin wanita dengan kegiatan sbb :
·     Pengantin wanita keluar dari kamar dengan berpakaian kebaya labuh diiringi bacaan    selawat Nabi
·        Pengantin didudukan ditempat  yang telah disediakan di depan pelamin, yaitu diatas kasur yang dilengkapi dengan bantal dan gulingnya yang sudah ditata dengan baik.
·        Dilakukan tepuk tepung tawar oleh ibu-ibu sebanyak liama atau tujuh orang dam diakhiri dengan pembacaan doa
·         Menginai pengantin wanita pada jari tangan dan kaki tapak tangan dan kaki sampai selesai dan sewaktu berinai.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5H2BmkAcy4MOEw7am7TYzox30nTkQLxGK8q8I4TlflmxNoQNLtMs99SesTvgIu7JbTM0DVTi96PRw7Svbbgs6_WiozxDQFQdIGbI0aCyU7l1sMUywmFcYnxnMguUPfoPsUTx14b9II3c/s1600/berinai.jpg
                 C.Berandam
              Upacara berandam dilakukan sehari sesudah berinai dan dilakukan pada pagi                                              hari terhadap bujang dan dara calon penganten dikediaman masing-masing yang                                   dipimpin oleh Mak Andam ( Bidan Pengantin ).Jika berandam didepan pelamin
Inan maka calon pengantin wanita keluar dari kamar diirngi bacaan salawat . Calon pengantin yang akan berandam didudukkan diatas tilam (kasur) yang beralaskan tikar berlambak. Penganten wanita berpakaian kebaya labuh serta dikepala dihias dengan bunga hidup ,sedangkan lelaki memakai baju Kurung Melayu berkain dagang luar atau dagang dalam. Sebelum calon pengantin ini diandam terlebih dahulu dilakukan tepuk tepung tawar oleh ibu-ibu dari keluarga dekat dengan jumlah ganjil sesuai dengan tingkat status sosialnya dalam masyarakat dan pada saat berandam sealu dibakarkan harum-haruman seperti setanggi dll.Dan selesai berandam calon pengatin ini dimandikan dengan air wangu-wangian ( air bungaa ) dan aie tolak bala , disiram secara pengaantin oleh kedua orang tuanya dan beberapa ibu-ibu9jumlah ganjil )nbarang segayung seorang dan barulah kemudian disempurnakan oleh Mak Andam .Dan terakhir ditutup dengan makan bersama .
Adapun berandam ini hakekatnyaa  mencukur bulu roma diwajah sekaligus membersihkan wajah muka , membetulkan alis dan anak rambut baik agiann muka maupun dibagian belakang atau tengkuk.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBW5cbfVeXGKKpHwyz-qvudjJ4PUJl7mQkD-aiPWv-evKNVzsAgvnLZxyNs0xDhUivgA4N43DhEFbzpdeuaWiREqSzi2DVPVmyBMQH9mOSZFnLWtLABV6CJp1Jgp0VL0_5sBlmxMS37pU/s1600/berandam.jpg
                 D. Upacara Akad Nikah
Upacara  akad nikah adlah upacara keagamaan yang sacral yang menentukan syah tiidaknya suatu perkawinan dimana seorang ayah akan melepaskan tanggung jawab terhadap anak perempuannya keapdda seorang perjaka yang akan menjadi suami dihadapan Kadhi Nikah dan saksi-saksi sesuai hokum syarak dan Quran.Pengantin lelaki dating kerumah pengantin wanita bersama rombongan serta didampingi  oleh dua orang perjaka remaja sebagai gading-gading , kemudian didudukan diatas tilam beralaskan tikar , bersama sama dengan hadirin yang hadir.Roombongab ini didahului oleh pembawa tepak sirih lenkap.
Upacara ini dipandu oleh seorang pemandu  acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh seorang Qori/Qoriah.Menikahkan kedua pengantin ini sebaiknnya dilakukan oleh orang tua kandung si wanita atayu wali lainnya yang syah menurut agama Islam dan dipandu oleh pejabat kantor  urusan agama setepat.
Setelah ijab Kabul dilanjutkan dengan pengantin lelaki menyembah orang tua pengantin dengan pengantin lelaki yang patut  menurut adat  dan lembaganya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_7moNtAMinbX1b3LushFa-2M0GJzGnhyyooMMCqOFCiQ8HIqAlPVNWwI6gHXiMBF8OpfgfqzA00_-rrW2qlBfAWq_IzAVt2P2j0DZD7COPlPR5vuXDrpxTKl0-7gmqKaU9xunKiNkth8/s1600/AKAD+NIKAH.jpg
                 E.    Berinai Lebai
Setelah kedua pengantin mengikuti upacara menyembah orang tua pada acara akad nikah selesai maka terhadap kedua pengantin ini dilakukan upacara tepuk tepung tawar.Keduapengantin ini didudukan diatas pelaminan.Tepuk tepung tawar terhadap pengantin lelaki dan perempuan didudukan diaats pelaminan secara bergantian antara lelaki dengan perempuan dan gading-gading pengantin lelaki berdiri dikiri dan kanan pelaminan.Pada saat pengantin wanita maka gading-gading nya juga wanita. Namun pada saat ini kedua pengantin ini ditepuk tepung tawari secara bersama atau disandingkan dengan alas an menghemat waktu dan merekaa telah syah dipertemukan.Upacara akad nikah yang dirangkai dengan tepuk tepung tawar (berinai lebai ) ini berakhir dengan makan bersama dan kemudiann pengantin lelaki berserta rombongannya kembali kerumah kediamannya untuk beristirahat sambil bersiap-siap menunggu waktu untuk bersanding atau hari langsung.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhypTeUmxakqYA7WITadZvVOtPBFNFz17BhVqfB9ToiKAHqV4iDOQnNNyRP-zTtJWCIU3hqvnXXGH6DnEPPNKDnz6YHAeTZAymHlTA1lXPNIJ1VJVf94vf-YiVh-gFx1o9NXa5Uze8oOQk/s1600/TEPUNG+TAWAR.jpg
                 F.    Upacara Khatam Quran
Setiap remaja putrid akan naik pelaminan melangsungkan pernkahannya  , maka sesudah akad niakh akan dilakukan upacara berkhatam al quraan yang berarti telah menamatkan pekajaran mengaji Kitab Suci Al quraan , dan siap mengarungi dunia luas guna mencari bekal akhirat kelak karenaa telah dibekali dengan pengetahuan agama untuk hidup berumah tangga .Upacara khatam al quraan ini dilakukan sehari setelah dilakukan akad nikah yang dilakukan dirumah pengantin wanita .
Selesai khatam al quraan, kepada guru mengaji diberikan satu kepuk telur ukuran kecil lengkap berisi telur merah dengan ulur-ulur dan nasi kunyit dari pulut serta ditambah pula  dengan kain sarung dan sebagainyaa .
                                                                                                 (Zulkifli dan Jamil.2005:39—51)
            G.        Upacara Mengarak Pengantin Lelaki
Upacara ini bentuknya adalah mengarak pengantin laki-laki ke rumah orang tua pengantin perempuan. Tujuan dari upacara ini sebagai media pemberitahuan kepada seluruh masyarakat sekitar tempat dilangsungkannya perkawinan bahwa salah seorang dari warganya telah sah menjadi pasangan suami-istri. Di samping itu, tujuanya adalah memberitahukan kepada semua lapisan masyarakat agar turut meramaikan acara perkawinan tersebut, termasuk ikut memberikan doa kepada kedua pengantin. Upacara ini beragam bentuknya, tergantung adat yang berlaku di masing-masing daerah Melayu. Bernaung payung iram, diiringi rentak rebana dan gendang,pengantin laki-laki datang kepada dewi pujaan. Dalam upacara arak-arakan ini, yang dibawa adalah beragam alat kelengkapan. Namun, yang paling utama dibawa adalah jambar (di Riau lebih dikenal dengan semerit, pahar ,poha, dulang berkaki).  Isi dalam jambar terdiri dari tiga unsur, yaitu: unsur kain baju atau pakaian dengan kelengkapan perias, unsur makanan, dan unsur peralatan dapur. Ketiga unsur tersebut mengandung makna tentang kehidupan manusia sehari-hari. Jumlah jambar ditentukan berdasarkan adat setempat, asalkan maknanya sesuai dengan nilai Islam. Jumlah 17 adalah sama dengan jumlah rukun shalat, jumlah 17 terkait dengan jumlah rakaat sehari semalam, dan jumlah 25 terkait dengan jumlah rasul pilihan. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5A2hbWmC3sPgowpoFpMns7ulcHCET3S-Hk6j0ZF92xCoMJQoTzpsIw88GEvGzvmADmIE5Iv8-UjX5Ph7rwKDuFT7_AcZ9I-xLr1vCtXtIWquQnYuWR251IHPMcGCQNm_Nqb2O5Pm-Sl0/s1600/LEMPAR+BERAS+KUNYIT.jpg
Upacara penyambutan arak-arakan pengantin laki-laki biasanya bentuknya tiga macam, yaitu permainan pencak silat, bertukar tepak induk, dan berbalas pantun pembuka pintu. Dalam kegiatan permainan pencak silat, makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa pengantin laki-laki sebagai calon kepala rumah tangga perlu ditantang kejantanan dan kepiawainnya. Meski hanya sebagai simbol, pencak silat juga mengandung makna persahabatan dan kasih sayang yang dibungkus dengan jiwa kepahlawanan. Setelah permainan silat, rombongan pengantin melanjutkan perjalanannya, biasanya diteruskan dengan kegiatan perang beras kunyit antara pihak pengantin laki-laki dan pihak yang menyambutnya. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjinQbpkYqIVM-hDZjPMiXv4SJH6z6o5N2bcg5r68_9NLtRkGiqv1AD_IYj32I3-fCCOLvnNxQxuX_Flee7DKkWmtA769AzFzZEXr4K2daxHOlV1Dc1esJ139nG98ZJ67UJIYSYNHNpi0M/s320/PENCAK+SILAT.jpg
Perang Beras Kunyit antar kedua pihak pengantin, bukan mengobarkan permusuhan, melainkan menyuburkan persaudaraan. Setelah permainan silat dan perang beras kunyit selesai, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bertukar tepak induk. Kenapa tepak perlu ditukar? Sebab, simbol tepak melambangkan rasa tulus hati dalam menyambut tamu dan juga sebagai lambang persaudaraan. Isi dalam tepak berupa daun sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Kegiatan ini dilakukan setelah rombongan pengantin laki-laki masuk ke halaman rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam atau di luar rumah. Bertukar Tepak melambangkan ketulusan hati dan bersebatinya dua keluarga menjadi satu. Kegiatan terakhir dalam upacara langsung adalah berbalas pantun pembuka pintu yang dilakukan di ambang pintu rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini bentuknya adalah saling bersahutan pantun antara pemantun pihak pengantin laki-laki dengan pemantun pihak pengantin perempuan yang disaksikan oleh Mak Adam. Fungsi dari kegiatan ini biasanya dipahami sebagai bentuk izin untuk memasuki rumah pengantin perempuan. Setelah Mak Adam atau pemantun pihak pengantin perempuan membuka kain penghalang pintu dan mempersilahkan tamu untuk masuk, maka kegiatan ini dianggap selesai. Berbalas pantun Pembuka Pintu menunjukkan adab sopan santun pengantin laki-laki memasuki kehidupan pengantin perempuan. Upacara Bersanding/ Acara bersanding merupakan puncak dari seluruh upacara perkawinan. Setelah pasangan pengantin berijab-kabul, pengantin laki-laki akan balik ke tempat persinggahannya untuk beristirahat sejenak. Demikian halnya pengantin perempuan perlu kembali ke balik bilik untuk istirahat juga. Setelah keduanya beristirahat kemudian dilangsungkan upacara bersanding. Wakil pihak pengantin perempuan menemui wakil pihak pengantin laki-laki dengan membawa sebuah bunga yang telah dihias dengan begitu indah. Bunga yang diberikan ini menandakan bahwa pengantin perempuan telah siap menanti kedatangan pengantin laki-laki ke tempat persandingan. Pengantin laki-laki kemudian dijemput untuk disandingkan dengan pasangannya.
            H.        UpacaraHari Langsung ( Hari Bersanding )
Menyandingkan penganting laki-laki dengan pengantin perempuan yang disaksikan oleh seluruh keluarga, sahabat, dan jemputan. Inti dari kegiatan ini adalah mengumumkan kepada khalayak umum bahwa pasangan pengantin sudah sah sebagai pasangan suami-istri. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgzwvkNUwM3ckRsydl-EXP6tH4UnwWu0DZpY2Pt4EesfHLfHKdN78zamcpBQGNOjwN13diBU_9xmYDpzIz1TtOoyEcDXJTs6i29VdEODBxNNX-fi8NyqlzXXrXCU51mG3vLKDSl1YSAts/s400/BERSANDING2.jpg
Seperti halnya dilakukan dalam upacara akad nikah, dalam upacara langsung juga dilakukan tepuk tepung tawar untuk mengantisipasi jika ada yang belum sempat menyaksikannya pada upacara akad. Sebagaimana disebutkan dalam ungkapan adat sebagai berikut: 
Tiada saat seindah ketika bersanding di pelaminan, bertabur senyum, salam, dan sejahtera
Apabila pengantin duduk bersanding
Sampailah niat usailah runding
Tanda pasangan sudah sebanding
Hilanglah batas habis pendinding
Dalam ungkapan adat lain disebutkan
Pengantin bersanding bagaikan raja
Disaksikan oleh tua dan muda
Tanda bersatu kedua keluarga
                                                            Pahit dan manis sama dirasa
I.                   Upacara Menyembah Mertua
kedua pengantin kemudian melakukan upacara menyembah kepada ibu, bapak, dan seluruh sanak keluarga terdekat. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBea1a-90fU1DAV3eE1D7W5A1g1hCvdf59Rbtk1dlSJd50SUG8q4dqZLJT65J7Bs_XoO24dIfX7i103uHcMYdOFkYtUtYGzXOCZqWtYO09fdDvqfu6aIoLZFd1JZU9B-B-j0Lg5K4rXyM/s400/IMG_8547.jpg
Makna dari upacara ini tidak terlepas dari harapan agar berkah yang didapat pengantin nantinya berlipat ganda. Acara ini dipimpin oleh orang yang dituakan bersama Mak Andam. Sembah sujud kepada orang tua tiada boleh lupa, agar tuah dan berkah turun berlipat ganda.
     5,                Upacara Sesudah Perkawinan
                        A.Upacara Mandi Damai
 Usai acara bersanding, kedua mempelai dimandikan menggunakan air yang telah dimanterai, dicampur dengan bunga- bunga tertentu. Sebelumnya, dagu kedua pengantin diusap dengan tepung tawar, batu asahan, telur ayam dan batu cincin. Lalu keduanya didudukan di kursi, Mak Andam mengelilingi mereka sebanyak tujuh kali dengan membawa kelengkapan mandi. Kedua pengantin dibasahi dari kepala, muka lalu badan. Setelah mandi, keduanya berganti pakaian dan dibimbing menuju bilik seraya menginjak padi yang ada dalam dulang. Keduanya diselubungi kain panjang. Kedua pengantin ditaburi Bungan rampai yang dicampur kepingan uang logam sepanjang jalan menuju bilik.
B.Makan Nasi Damai
Selesai acara mandi taman, kedua mempelai duduk dipelaminan dan diberikan nasi pulut puti oleh orang tua pengantin laki- laki. Disebut nasi damai karena pihak keluarga pengantin laki- laki ikut bertanggung jawab atas kedamaian keluarga kedua mempelai.
                                                ( http:// adat-pernikahan/sakralnya-upacara-adat-perkawinan-melayu-riau-part-4.html)
II.                KESIMPULAN
Sebelum upacara perkawinan dilaksanakan , diberlakukan ketentuan adat istiadat yang disebut tentang adat sebelum perkawinan , yaitu tujuan perkawinan , perkawinan ideal , syarat-syarat untuk kawin , dan cara –cara memilih jodoh . Selain itu , upacara pelaksanaan perkawinan yaitu upacar menggantung-gantung ,upacara  berinai curi , upacara berandam ,upacara akad nikah ,upacara berinai lebai, upacara khatam Al Quran ,Upacara hari bersanding , Upcara menyembah mertua . Kemudian upacara sesudah perkawinan yaitu upacara mandi damai dan makan damai . Inilah upacara yang dilakukan masyarakat Riau kota Pekenbaru ketika melaksanakan upacara perkawinan .
III.             DAFTAR PUSTAKA
Binsar,Khalis,Dkk.2011.Budaya Melayu Riau Untuk SMP Kelas           
                                  VIII.Solo:Inti Prima Aksara
                        Dian Riza Pratiwi.2013."Kebudayaan Melayu Riau". http://intipdanbagikisah-
drp.blogspot.com/2013/10/kebudayaan-melayu-riau.html .Diakses tanggal 25 Mei 2015.
Effendy,Tenas.2004.Tunjuk Ajar Melayu( Butir-Butir Budaya Melayu  
        Riau.Yogyakarta : AdiCita  
                        Mutiara Rosa.2010."Melayu Riau ".http://mutiararosa15.blogspot.com/
                                 2010/12/melayu-riau.html.Diakses tanggal 25 Mei 2015.
Riau Daily Photo.2011. "Prosesi Adar Perkawinan Melayu Riau".
http://www.riaudailyphoto.com/2011/12/prosesi-adat-perkawinan-melayu-riau.html.Diakses tanggal 25 Mei 2015.
                        Weddingmagz.2014."Adat Pernikahan Sakralnya Upacara Adat Perkawinan
Melayu Riau. http://weddingmagz.net/adat-pernikahan/sakralnya-upacara-  adat-perkawinan-melayu-riau-part-4.Diakses tanggal 25 Mei 2015.
                        Zulkifli,Encik.2005.Adat Perkawinan dan Pakaian Tradisional Masyarakat
Melayu Kota Pekanbaru Edisi Ke II.Pekanbaru : Kerjasama Pemerintah Kota Pekabaru Lembaga Adat Melayu Riau.

No comments:

Post a Comment