KEMAJUAN DAN SISTEM PENDIDIKAN DI SWISS

KHOLIFA TULHASSANA

 

Swiss sudah sejak lama menjadi pusat pendidikan. Sistem pendidikan modern Swiss menjadi yang terbaik di dunia. Angka buta huruf di Swiss adalah 0%. Pendidikan di Swiss banyak dipengaruhi oleh sejarahnya. Pendidikan agama yang diterapkan di Swiss dipengaruhi oleh John Calvin yang datang ke negara ini tahun 1536. Pendidikan Swiss yang mengutamakan ekspresi individu (individual self expression) murid-muridnya dipengaruhi oleh seorang filsuf ternama di Swiss pada abad pertengahan 18, Jean Jacques Rousseau. Johann Pestalozzi, seorang yang merupakan pejuang pendidikan, turut memberikan pengaruh besar bagi sistem pendidikan Swiss. Johann Pestalozzi menekankan bahwa anak-anak sebaiknya belajar dari pengalaman mereka sendiri. Seorang psikolog Swiss, Jean Piaget, turut berperan dalam menerapkan konsep kemampuan belajar dan kebiasaan anak-anak dalam sistem pendidikan di Swiss.

Pemerintah Swiss sangat mengutamakan pendidikan warganya. Jika ada enam orang warganya yang mengajukan untuk sekolah, pemerintah Swiss akan membangun sekolah dan menyediakan guru untuk mereka beserta fasilitas lengkap. Hal ini berlaku bagi setiap warga negaranya, tidak peduli ras atau agama mereka. Sekolah-sekolah negara di Swiss tidak dikenakan biaya. Setiap sekolah di masing-masing canton (wilayah bagian negara) menggunakan bahasa resmi yang biasa digunakan warga setempat. Siswa juga diwajibkan mempelajari bahasa negara kedua untuk meningkatkan rasa kebangsaan mereka.

Pengelolaan sektor pendidikan di Swiss merupakan kewenangan Pemerintah daerah (Kanton). Pasal 62 Konsititusi Swiss antara lain memberikan mandat penuh pada setiap Kanton untuk mengelola sistem pendidikan dasar dan menengah di wilayahnya masing-masing secara mandiri, termasuk di dalam penyusunan kurikulum, penentuan anggaran pendidikan serta kebijakan dibidang pelaksanaan proses belajar mengajar.

 Sementara pada jenjang pendidikan tinggi, pengelolaannya dikoordinasikan bersama antara Pemerintah Canton dan Federal. Meskipun bersifat desentralisasi, kualitas pendidikan di Swiss pada umumnya tetap terjaga baik dan homogen antara satu canton dengan lainnya. Swiss merupakan satu negara maju yang menjalankan wajib belajar sembilan tahun bagi seluruh penduduknya.

A.  Jenjang Pendidikan Di Swiss Dapat Dibagi Menjadi :

1)   Pendidikan Pra-sekolah/taman kanak-kanak

v  Pendidikan dasar wajib 8-9 tahun/compulsary education (yang meliputi elementery school dan lower secondary education)

v  Pendidikan menengah tingkat atas/upper secondary education

v  Pendidikan tinggi/tertiary education.

Pasal 62 Konstitusi Swiss menyebutkan bahwa setiap warga negara Swiss wajib mengikuti jenjang pendidikan dasar 8-9 tahun. Pendidikan dasar dimulai pada saat anak berusia berusia 6 atau 7 tahun, dengan tanpa dipungut biaya. Pendidikan dasar wajib meliputi dua bagian yaitu : elementary school yang bisa ditempuh selama 4-6 tahun, tergantung dari sistem yang diterapkan di masing-masing kanton dan lower secondary education, yang dapat ditempuh selama 3-4 tahun, tergantung dari sistem yang diterapkan di masing-masing kanton.

Untuk jenjang pendidikan menengah tingkat atas/upper secondary education, setiap warga Negara Swiss boleh menentukan pilihan untuk melanjutkan studinya, baik ke jenjang Sekolah Menengah Atas atau Gymnasium selama 4 (empat) tahun untuk seterusnya melanjutkan ke Perguruan Tinggi atau langsung terjun ke dunia kerja sambil mendapatkan teori tentang pekerjaan mereka di Sekolah Kejuruan. Semua siswa kejuruan berstatus pegawai magang di industri yang mempunyai kontrak khusus dengan masing – masing sekolah. Jadi, setiap siswa di Swiss yang telah selesai menempuh pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun dapat langsung terjun ke dunia kerja. Mereka bekerja selama 3 (tiga) hari dalam seminggu dan belajar di Sekolah Kejuruan selama 2 (dua) hari dalam seminggu.

Dengan demikian siswa dapat memperoleh pemahaman langsung dari pengetahuan yang diperolehnya di Sekolah Kejuruan. Adapun biaya pendidikan di Sekolah Kejuruan ditanggung sebagian besar oleh pemerintah setempat (kanton), pemerintah pusat Swiss, dan industri tempat mereka bekerja, sehingga siswa tidak dikenakan biaya apapun. Setelah tiga atau empat tahun menempuh pendidikan di Sekolah Kejuruan, siswa dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi atau langsung terjun ke dunia kerja.

Pemerintah Federal Swiss, setiap tahun mengalokasikan dana khusus untuk kerjasama internasional di bidang pendidikan dan penelitian. Selain itu Swiss juga menyelenggarakan program beasiswa bagi negara-negara berkembang, untuk jentang pendidikan tinggi.

Dengan bergabungnya Swiss ke dalam wilayah Schengen, sejak 12 Desember 2008, kesempatan bagi tenaga kerja dari kawasan Uni Eropa maupun dari luar kawasan Uni Eropa untuk bekerja di Swiss semakin terbuka lebar. Saat ini, Swiss semakin berkonsentrasi terhadap pengembangan riset dan teknologi, untuk itu Swiss semakin membutuhkan tenaga kerja, baik lokal maupun asing dengan kompetensi tinggi untuk mengembangkan bidang riset dan teknologi di Swiss.

 Mulai tahun 2009, Pemerintah Swiss akan mempermudah pemberian izin kerja bagi mahasiswa asing yang ingin tinggal di Swiss setelah menyelesaikan pendidikannya. Mahasiswa dari luar Uni Eropa dan dari kawasan Uni Eropa diperbolehkan mengajukan izin tinggal dengan dasar mencari pekerjaan maupun menempuh pendidikan lanjutan. Izin tinggal jangka pendek akan diberikan bagi lulusan Universitas yang bekerja di bidang penelitian atau aplikasi teknologi baru.

Selain itu, Swiss juga terus berusaha untuk semakin meningkatkan competitiveness yang telah diakui secara internasional. Dalam upaya itu, pemerintah federal akan meningkatkan anggaran untuk bidang Pendidikan, Penelitian dan Pembaharuan ( Education, Research and Innovation/ERI) pada tahun fiskal 2008-2011. ERI merupakan strategi yang sangat penting bagi pemerintah federal untuk meningkatkan pembangunan sosial dan kemakmuran di Swiss.

B.  Sistem Koordinasi

Swiss tidak memiliki Kementrian Pendidikan pada tingkat federal. Staatssekretariat für Bildung und Forschung (SBF) / The State Secretariat for Education and Research adalah Special Agency dibawah Kementerian Dalam Negeri yang bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan penanganan bidang pendidikan, baik ditingkat nasional maupun internasional.

Konferensi Menteri Pendidikan Tingkat Kanton dan Pertemuan antar Rektor Universitas serta Konferensi antar Universitas merupakan forum forum pertemuan yang selama ini dipergunakan oleh para kanton untuk saling berkoordinasi dalam mengembangkan sistem pendidikan di wilayahnya masing-masing. Forum-forum tersebut sekaligus juga merupakan wahana untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, dalam rangka menjaga agar mutu pendidikan di Swiss tetap berada dalam standar yang sama, dengan kualitas yang tinggi dan memenuhi standard internasional.

Swiss merupakan salah satu negara penandatangan the Bologna Declaration tahun 1999. The Bologna Declaration adalah kesepakan harmonisasi sistem dan kualitas pendidikan tinggi di Eropa yang ditandatangani oleh 45 negara (termasuk Swiss dan Liectenstein) dengan tujuan untuk memfasilitasi transfer antar mahasiswa dan pencari kerja di lingkungan negara penandatangan berkaitan dengan tingginya intensitas lalu lintas manusia di kawasan Eropa Barat, Tengah dan Timur. The Bologna Declaration memberikan gudelines pada masing masing negara pihak tentang penyesuaian penyesuaian yang harus dilakukan sehingga kualitas pendidikan di semua negara anggota berada dalam level yang sama tinggi.

C.  Pengelolaan Sekolah Kejuruan

Swiss merupakan salah satu negara maju yang dinilai sukses dalam mengembangkan sistem pendidikan sekolah kejuruan. Sistem pendidikan kejuruan di Swiss memungkinan bagi para siswanya untuk sejak dini sudah dapat menentukan arah / pilihan tentang bidang pekerjaan yang akan ditekuninya di masa yang akan datang. Sekolah kejuruan, secara khusus diproyeksikan bagi anak anak yang berminat untuk memasuki pasar tenaga kerja, segera selepas dari sekolah.

Keunikan dari penyelenggaraan sekolah kejuruan di Swiss terletak pada mekanisme belajar mengajarnya. Dalam kaitan ini, siswa sekolah kejuruan diwajibkan untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas, cukup satu hari dalam setiap minggunya dan selebihnya mereka akan terlibat pada kegiatan kerja praktek secara langsung di Industri. Dengan demikian, pada saat tamat sekolah, siswa benar benar siap untuk memasuki pasar tenaga kerja atau menciptakan lapangan kerja sendiri secara mandiri.

Pengelolaan sekolah kejuruan secara khusus dikoordinasikan bersama antara Pemerintah Canton dan Federal. Pada tingkat Federal, Pemerintah membentuk Office for Professional Education and Technology (OPET) yang merupakan bagian dari the State Secretariat for Economic Affairs - Staatssekretariat für Wirtschaft (SECO) . Keputusan untuk menetapkan SECO cq OPET sebagai koordinator penanganan sekolah kejuruan, dilakukan dengan pertimbangan bahwa output dari kegiatan sekolah dimaksud diharapkan dapat mendukung kemajuan ekonomi Swiss secara langsung. Karena itu, guna meningkatkan daya saing lulusan sekolah kejuruan Swiss di pasar global, maka Pemerintah memandang perlu untuk menciptakan kebijakan yang saling bersinergi antara kebijakan pendidikan dan kebijakan ekonomi, terutama dalam menanggapi trend permintaan pasar tenaga kerja yang sangat dinamis. Dalam kaitan ini, kurikulum sekolah kejuruan di Swiss senantiasa disesuaikan mengikuti perkembangan yang terjadi di dalam dunia industri di berbagai sektor.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kemlu.go.id/bern/Pages/TipsOrIndonesiaGlanceDisplay.aspx?IDP=1&l=id

Heatwole, Charles. 2008. Encarta Encyclopedia: Switzerland. Redmond, WA: Microsoft Corporation

Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Depok: Indonesia Heritage Foundation

 

No comments:

Post a Comment