SEJARAH PERADABAN CHINA

ARDY AMBAR SAPUTRA/S/E-B/

            Asia Timur sering disebut dengan istilah Timur Jauh, terjemahan dari bahasa Inggris The Far East. Istilah dalam bahasa Inggris, The Far East itu merupakan imbangan terhadap istilah-istilah The Near East dan The Middle East. Selama berabad-abad Asia Timur berada dalam isolasi relatif, karena berabad-abad sampai pertengahan abad 19, terletak dipinggiran daratan Asia sebelah timur teristimewa jauh dari jangkauan pengaaruh kekuasaan Eropa. Masyarakat-masyarakat di Asia Timur juga berabad-abad berada dalam kestabilan relatif atau kemantapan relatif, karena dijiwai oleh kekuatan-kekuatan spritual yang hampir sama.
Pada umumnya kekuatan spiritual yang memenatapkan masyarakat Asia Timur sampai abad ke 20 bersumber dari Kebudayaan Cina. Sampai abad ke 19 pengaruh kebudayaan Cina masih kuat dalam masyarakat Asia Timur. Cina merupakan induk dari peradaban di Asia Timur. Walaupun ada perbedaan besar antara masyarakat di Jepang, Korea dan Cina, tapi jiwa dari kebudayaan daerah-daerah tersebut hampir sama. Korea dan Jepang sangat mewarisi kebudayaan Cina. Jepang menerima warisan kebudayaan dari Cina baik melalui Korea maupun dari Cina langsung.
Cina adalah negara terbesar di Asia timur dan selama berabad-abad selalu menduduki posisi penting dalam sejarah Asia Timur. Sampai akhir abad ke 19, Korea dan Jepang kebudayaannya masih berinduk pada Cina. Cina merupakan sumber peradaban bagi banyak bangsa yang hidup di Asia Timur. Cina juga merupakan negara yang memiliki peradaban tua. Cina memiliki wilayah yang begitu luas serta keadaan alam yang sangat heterogen, sejarah bangsa Cina juga sudah di mulai berabad-abad sebelum masehi. Dataran Cina sangatlah luas dan ada beberapa macam-macam tanah dan daerah. Hal ini akan menyebabkan bermunculan berbagai tanaman, tumbuhan dan binatang. Daerah yang beraneka ragam merupakan salah satu faktor tumbuh dan berkembangya kebudayaan suatu negara. Hal yang istimewa dari Cina walaupun wilayahnya luas dan berbeda namun tetap bisa bersatu.
A.    Awal Peradaban Cina
Peradaban cina yang pertama kali juga muncul dilembah-lembah sungainya seperti halnya mesir dan sumeria. Ini tergolong kebudayaan heliolisthik yang bercirikan : adanya bangunan-bangunan pemujaan dewa, berkuasanya para imam dan raja-imam dengan kebiasaan korban berdarah secara periodik.
            Menurut H.G. WELLS ada kemungkinan besar bahwa peradaban pertama kali di cina itu bukan dari bangsa mongol.pada tahun 1750 S.M. di cina berdiri beberapa kerajaan dan poemerintahan kota yang semuanya tunduk pada raja.

            Selama dinasti chow, negeri cina terpecah belah  menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang merdeka di daerahnya masing-masing. Namu pada abad yang penuh kekecauan ini didampingi oleh kegiatan intelektual dan kemajuan seni, sejiwa yang ada di Yunani di zaman miletus,athene,pergamon dan  macedonia. seperti halnya bahwa yunani yang terpecah belah justru melahirkan para filsufnya dan kekalutan di negeri yahudi juga memunculkan para nabi yang besar maka dinegeri cina berjangkit para filsuf dan guru dengan ajaran-ajaran yang mulia.

            Disamping agama Budha yang datang dari India, di negeri cina muncul ajaran dari KONGHUCU dan LAOTSE, dan tiga ajaran itu yang berpengaruh disana. Di China Uara, derah lembah Hoangho, disana ajaran konghucu yang berwibawa umum, sedang di China Selatan, daerah lembah Yang-Tse, ajaran lao-tse (tao). Antaran dua ajaran itu selalu ada konflik.

B.     Pembangunan Perekonomian Yang Terjadi di Negara Cina
Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Pada dasarnya pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial mAenjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

Majunya perekonomian Cina tidak akan lepas dari tokoh Deng Xiaoping yang melakukan kebijakan reformasi dan loncatan jauh kedepan hasil pemikiran Mao Tse Tung. Deng merupakan tokoh komunis sama seperti Mao Tse Tung yang menjadi presiden namun, dalam hal ekonomi Deng adalah orang yang berpandangan "kapitalis" bukan berpandangan komunis yang Mao harapkan. Namun pada akhirnya Deng dapat membuktikan keberhasilan ekonomi Cina.

Cina yang berada di bawah kepemimpinan Mao dengan faham komunis dalam perekonomiannya, terjadi polarisasi sosial yang ekstrim antara si kaya dan si miskin. Harry Magdoff dan John Bellamy Foster, berpendapat mengenai perekonomian Cina ini, bahwa pada akhir tahun 1970-an, Cina sukses membangun struktur masyarakat yang paling egaliter di dunia dalam pengertian distribusi pendapatan dan pemenuhan akan kebutuhan dasar. Ada dua soal utama penyebab hal ini terjadi, yaitu pertama, sistem politik yang tertutup, yang tidak akomodatif terhadap aspirasi dari bawah, menyebabkan tersumbatnya inovasi-inovasi baru sesuai dengan perkembangan masyarakat. Penyebab kedua, yang berkoinsidensi dengan kebijakan politik yang tertutup, adalah situasi politik Perang Dingin saat itu.

Sebagai sebuah rejim yang menantang dominasi rejim kapitalis, Cina menerima resiko pemboikotan dan isolasi ekonomi terhadap perdagangan luar negerinya. Kondisi inilah yang memaksa Mao meluncurkan kebijakan "Lompatan Jauh ke Depan" untuk memobilisasi sumberdaya internal guna memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, isolasi dan boikot tersebut, memunculkan perdebatan luas di kalangan internal partai menyangkut jalan pembangunan Cina yakni, antara mereka yang disebut "kelompok kiri/leftist" dengan "para pejalan kapitalis/capitalist roader."

C.     Reformasi Perekonomian Cina
Reformasi yang dilakukan ada empat tahap, yaitu yang pertama tahun 1978-1984 yang merupakan tahap awal dan tahap penerapan prinsip ekonomi pasar dengan fokus pada wilayah pedesaan pemerintah mempromosikan sosialisme pasar guna menciptakan pasar kerja. Pertimbangannya, tanpa kebebasan untuk mengalokasikan "sumberdaya kerja" tidak akan sanggup bertindak rasional dalam merestrukturisasi produksi guna merespon sinyal yang dipancarkan oleh pasar.

Tahap kedua pada tahun 1984-1992 yang menekankan pada penerapan perekonomian pasar di kota dengan menyesuaikan harga menurut hukum penawaran dan permintaan walaupun dengan perencanaan yang tidak terpusat. Pemerintah kemudian menetapkan empat zona khusus ekonomi di sepanjang pesisir selatan provinsi Guangdong dan Fujian, bagi investor asing.

Tahap yang ketiga ialah dimulai pada tahun 1992, Cina menagaskan bahwa target dari reformasinya yaitu membangun sistem ekonomi pasar sosialis yang baru melalui reformasi market oriented di berbagai bidang dan ada perencanaan dengan baik. Hasilnya, pada 1983 hampir 98 persen dari seluruh petani rumah tangga beroperasi menurut logika sistem baru ini, dimana lahan-lahan kolektif dimanfaatkan untuk memproduksi barang-barang yang dijual di pasar.

Tahap yang terakhir dimulai pada tahun 2003 yang menekankan pada "Penyempurnaan Sistem Ekonomi Pasar Sosialis" yang direncanakan akan terwujud pada tahun 2020. Tahap keempat ini menekankan pada 5 pilar yang menjadi penopang terwujudnya penyempurnaan ini yaitu titik berat pada wilayah perkotaan dan pedesaan secara bersama-sama, pembangunan wilayah lokal, pembangunan sosial dan ekonomi, keseimbangan antara pembangunan manusia dan alam, serta peningkatan pembangunan internal dan kerjasama internasional.

Daftar Pustaka
4.      Taniputera,Ivan. 2008. History of China. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media


No comments:

Post a Comment