STRUKTUR DAN SISTEM PENDIDIKAN MESIR


NURMI SUARI/ SP/ 14A

Sejarah Pendidikan di Mesir
Secara historis, modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang berkebangsaan Perancis ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu Mesir untuk melakukan modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya stagnan. Di antara tokoh-tokoh tersebut Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Ali Pasha. Dua yang terakhir, secara historis, kiprahnya paling menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain. Berawal dari datangnya Napoleon Bonaparte di Alexandria, Mesir pada tanggal 2 Juli 1798 M. Tujuan utamanya adalah menguasai daerah Timur, terutama India. Napolen Bonaparte menjadikan Mesir, hanya sebagai batu loncatan saja untuk menguasai India, yang pada waktu itu dibawah pengaruh kekuasaan kolonial Inggris. Kedatangan Napolen ke Negara Mesir tidak hanya dengan pasukan perang, tetapi juga dengan membawa seratus enam puluh orang diantaranaya pakar ilmu pengetahuan, dua set percetakan
dengan huruf latin, Arab, Yunani, peralatan eksperimen, diantaranya membawa teleskop, mikroskop, kamera, dan lain sebagainya, serta seribu orang sipil. Tidak hanya itu, ia pun mendirikan lembaga riset bernama Institut d'Egypte, yang terdiri dari empat departemen, yaitu: ilmu alam, ilmu pasti, ekonomi dan polititik, serta ilmu sastera dan kesenian. Lembaga ini bertugas memberikan masukan bagi Napoleon dalam memerintah Mesir. Lembaga ini terbuka untuk umum terutama ilmuwan (ulama') Islam. Ini adalah moment kali pertama ilmuwan Islam kontak langsung dengan peradaban Eropa, termasuk Abd al-Rahman al-Jabarti. Baginya perpustakaan yang dibangun oleh Napoleon sangat menakjubkan karena Islam diungkapkan dalam berbagai bahasa dunia. Perjalanan Napoleon ke Mesir membawa sebuah harapan dan perubahan yang bagus bagi sejarah perkembangan bangsa Mesir, terutama yang menyangkut pembaharuan dan modernisasi pendidikan di sana. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Perancis banyak memberikan inspirasi bagi tokoh-tokoh Mesir untuk melakukan perubahan baik secara sistem dan kurikulum pendidikan yang sebelunya dilakukan secara konvesional. Diantara tokoh yang mendapatkan inspirasi tersebut adalah Muhammad Ali Pasa dan Muhammad Abduh. Dua tokoh ini, kiprahnya paling menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain.

Politik dan Tujuan Pendidikan
Pemerintah Mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu, diputuskan bahwa konsep struktur, fungsi dan manajemen pendidikan semua harus ditinjau ulang. Mesir memprogramkan wajib belajar, Masyarakatnya harus pandai dalam hal baca tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan adalah sebagai berikut: Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan kesempatan serta pembentukan individu-individu yang demokratis. Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja.   Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab. Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan sepanjangan hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri. Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca, berhitung, mempelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan. Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam pengembangan kurikulum dan penilaian.

Struktur dan Jenis Pendidikan
Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel : struktur sekuler dan struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama di negara-negara lain. Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi  militer masuk ke sekolah militer, dan ada pula generasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada program-program nonformal yang diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga. Modernisasi pendidikan terus dilakukan oleh Mesir. Berbagai peraturan perundangan dan perundang-undangan dibuat untuk mengintegrasikan jenis dan system persekolahan yang semula otonom menjadi system pendidikan nasional.

Sistem Pendidikan di Mesir
 Pendidikan di Mesir mempunyai sistem serta program pengajaran yang berbeda dengan program serta sistem pengajaran di negara indonesia. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai segi misalnya, perbedaan masa pengajaran, perbedaan dalam penilaian dan lain sebagainya. TK di Mesir ( Hadonah ) masa pengajarannya tidak jauh berbeda dengan di Indonesia yaitu selama 2 tahun, tingkat I dan tingkat II. Dari TK beralih ke tingkat SD ( Iptida'i ). Pada tingkat SD ini masa pengajarannya hanya lima tahun yaitu kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV dan kelas V/VI. Kelas V/VI ini merupakan penggabungan dari kelas V dan kelas VI yang dilaksanakan dalam waktu 1 tahun. Jadi pada caturwulan I yang dipelajari adalah mata pelajaran kelas V dan pada caturwulan II yang dipelajari adalah mata pelajaran kelas VI. Penilaian di Mesir secara umum dalam setiap tingkat ditentukan oleh Departemen Pendidikan dimana masing-masing pelajaran mempunyai nilai banding tersendiri. Jika dalam penilaian kita seorang siswa mendapat 80 dan nilai banding di kita adalah 100 maka ini berarti 80 per 100. Begitu juga di Mesir, tetapi masing-masing pelajaran mempunyai nilai banding tersendiri. Dalam ujian masuk SLTP, nilai banding seluruh jumlah mata pelajarannya adalah 350. Siswa yang mendapat nilai lebih tinggi dari 185 dianggap naik dan masuk SLTP dengan tambahan bahasa Inggris, sedangkan jika kurang, maka ia akan masuk SLTP dengan tambahan bahasa Perancis. Beralih ke tingkat SMU yang tahun ajarannya sama yaitu 3 tahun. Penilaiannya secara umum sama tetapi nilai banding seluruh jumlah mata pelajaran adalah 250. Kenaikan siswa dengan hasil di atas 185 akan memasuki tingkat SMU. Bila nilai siswa diantara 160 dan 185, maka siswa dapat memasuki sekolah menengah perdagangan. Bila siswa hanya naik tanpa nilai yang cukup tinggi maka ia dapat masuk sekolah menengah perindustrian. Ada pula sekolah menengah pariwisata dan perhotelan dimana hasil yang diperlukan untuk masuk sekolah tersebut ditentukan oleh sekolah yang akan dimasuki dan rata-rata sama dengan nilai perindustrian. Masing-masing sekolah memiliki pelajaran-pelajaran tertentu. Marilah kita rinci pelajaran-pelajaran serta pembagian masing-masing sekolah itu. Pada SMU, masa pengajarannya adalah 3 tahun. Pada kelas I caturwulan 3, siswa ditanyakan oleh sekolah untuk memilih mata pelajaran yang akan diambil. Ada beberapa pilihan yaitu IPA, matematika dan sastra. Jika siswa mengambil IPA maka akan mendapatkan pelajaran wajib yaitu biologi, kimia dan fisika. Selain itu, siswa diwajibkan memilih 2 mata pelajaran lainnya seperti ilmu pengetahuan ( nabati, hewani atau manusia ), geografi, filsafat, sejarah dan sebagainya. Jadi, Mata pelajaran IPA lebih banyak dari mata pelajaran lainnya. Siswa yang memilih mata pelajaran IPA, akan memasuki akademi ( kuliah ) kedokteran ( gigi, mata, dsb ), perapotekan, kedokteran hewani, nabati ( pertanian ) dsb. Siswa yang mengambil matematika akan mendapatkan pelajaran wajib yaitu kimia, matematika dan fisika. Selain itu juga dipersilahkan memilih 2 mata pelajaran lagi yaitu biologi, geografi, filsafat dan kemasyarakatan. Siswa yang mengambil sastra, akan mendapat pelajaran wajib yaitu geografi, filsafat, ilmu kemasyarakatan, sejarah dan ekonomi. Pelajaran yang dipilih oleh siswa yaitu kimia, geografi, matematika, fisika dan biologi. Setelah itu ia dapat memasuki akademi ( kuliah ) penerangan, perdagangan, ekonomi dan siasat, musik, pengajaran perolahragaan, pengajaran arab, kehakiman ( pengadilan ) dan masih banyak. Tentang sekolah-sekolah menengah yang lain seperti perdagangan maka Pendidikan yang diberi ada pendidikan untuk menjadi "businessman" dengan mata pelajaran komputer, ketik, sekertaris dan sebagainya. Sekolah ini berjalan selama 3 tahun. Jika hasil SLTP mencapai 200 keatas maka siswa dapat masuk sekolah menengah perdagangan 5 tahun dan kemudian akan masuk akademi perdagangan langsung ke tingkat dua. Hal tersebut terjadi pula pada sekolah menengah perindustrian serta sekolah menengah pariwisata dan perhotelan. Akademinya bisa akademi penerangan, peninggalan-peninggalan kuno, akademi pariwisata dan perhotelan, dan lain sebagainya. Itulah penjelasan mengenai program pengajaran pendidikan di Mesir. Perlu juga kita ketahui bahwa di Mesir tidak terdapat mata pelajaran pendidikan moral dan program kenaikan tingkat yang kita sebut Ebta-Ebtanas dan di Mesir ini setiap tahunnya hanya berlangsung 2 caturwulan, karena sekolah di Mesir libur ketika musim panas.  

Sistem Sekolah Sekuler (Umum)
Pendidikan wajib di mesir berlaku sampai Grade 8 yang ingin dikenal sebagai pendidikan dasar (Ibtida'I dan I'dadi) . Ada pendidikan taman kanak-kanak dan play group yang mendahului pendidikan dasar, tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama yang dikenal dengan "Sekolah Dasar" mulai dari "Grade 1" samapai "Grade5" , dan jenjang kedua, yang dikenal dengan "Sekolah Persiapan", mulai dari "Grade 6" sampai "Grade" 8. Sekolah persiapan ini baru menjadi pendidikan wajib dalam tahun 1984. Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid punya empat pilihan : tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah menengah umum, memasuki sekolah tekhnik menengah tiga tahun, atau memasuki sekolah tekhnik lima tahun. Pada sekolah umum tahun pertama (Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10 murid harus memilih murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk Grade 10 dan 11. Pendidikan tinggi di universitas institusi spesialisasi lainya menikuti pendidikan akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembagaa pendidikan tinggi berlangsung selama dua, empat atau lima tahun tergantung pada program dan bidang yang dipilih.
Sistem Sekolah Al-Azhar
            Sistem sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi, untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler. Grade 10 dan Grade 11 sama untuk semua murid. Pada akhir Grade 11, murid boleh memilih apakah ingin masuk ke sekolah umum dua tahun lagi atau masuk ke sekolah agama selama dua tahun. Pada level universitas fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler tetapi kurikulumnya lebih menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya, seluruh pendidikan guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan sistem Al-Azhar.Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya dibandingkan dengan jumlah murid sekolah sistem sekuler.
Pendidikan Nonformal
 didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak,generasi muda, atau orang dewasa; apakah mereka laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau pengrajin; apakah mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi. Dengan demikian, kebanyakan program lebih dikonsentarikan pada pendidikan nonformal ada dalam asfek itu.

MANAJEMEN PENDIDIKAN di MESIR
1.  Otoritas
Sistem pendidikan mesir adalah tanggung jawab kementrian negara. Kementrian pendidikan bertanggung jawab mulai dari pendidikan prasekolah sampai ke pendidikan tinggi dalam aspek perencanaan, kebijakan, kontrol kualitas, kordinasi dan pengembangannya. Pejabat-pejabat pendidikan di tingkat governorat bertanggung jawab atas pengimplementasiannya. Mereka yang memiliki lokasi, membangun, dan melengkapi serta mengawasinya agar berjalan dengan baik. Mereka juga berusaha mendorong sumbangan dana partisipasi masyarakat. Ringkasnya, mereka bertanggung jawab atas segala sesuatu untuk menjamin terselenggaranya operasional dengan efisien. Menteri bersidang dalam waktu-waktu tertentu dengan dewan-dewan yang berada di bawah kesertariatan dan sejumlah dewan-dewan lain. Menteri juga memimpin sidang dewan universitas yang bertanggung jawab atas prencanaan dan pembuatan kebijakan. Struktur organisasi goernorat pada dasarnya mirip dengan struktur organisani di pusat kementrian tetapi hanya lebih sederhana. Mesir juga dibagi dalam 140 distrik pendidikan dengan jaringan supervisor  dan administrator. Kementrian Al-azhar bertanggung jawab mengatasi kebijakan dan perencanaan pendidikan pada universitas Al-azhar dan perguruan tinggi serta sekolah-sekolah lainnya dalam lingkungan Al-azhar.

Kurikulum  dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitai untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum apat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus. Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar besar supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak persis saama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal. Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk anitia kurikulum dari semua jurusan ara akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran.Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang aga luas dalam memilih materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Golier International,Inc. 2002. Negara dan Bangsa Jilid 2. Penerbit PT. Ikrar Mandiri Abadi: Jakarta.
2.Drs. Abd. Rahchman Asssegaf, M.A, Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat, Gama Media, Yogyakarta, 2003
3.    Prof. Dr. Drs. H. Agustian Syah Nur, MA, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Lubuk Agung, Bandung.
4.      http://.mesir/Sistem%20Pendidikan%20di%20Mesir.htm


No comments:

Post a Comment