UPACARA ADAT UPAH-UPAH MASYARAKAT MELAYU di ROKAN HULU

Erna Wahyuni/PBM/ F-B
 
            Upacara upah-upah adalah upacara adat di kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, yang bertujuan untuk mengembalikan Tondi kebadan. Tondi tersebut diyakini sebagai aspek kejiwaan manusia yang mempengaruhi semangat dan kematangan psikologis individu.
1.      Asal-usul

Upacara adat upah-upah adalah salah satu upacara adat yang ada di Rokan Hulu, provinsi Riau. Ditinjau dari tujuan pelaksanaan upah-upah, upacara adat tersebut mengembalikan tondi(semangat, spirit) kebadan seseorang atau beberapa orang melalui lantunan kata pemberi semangat dan nasihat.(Irwan efendy et al,2008)
Pada dasarnya upacara adat upah-upah merupakan akulturasi budaya Tapanuli Selatan dan Riau. Letak geografis Rokan Hulu yang terletak di 00 25' 20 derajat LU – 010 25' 41 derajat LU dan 1000 02' 56 derajat – 1000 56' 59 derajat BT dengan luas 7.449,85 km2 cukup berdekatan dengan wilayah Sumatera Utara, yaitu berbatasan dengan kabupaten Tapanuli Selatan  pada wilayah utara. Hal itu memicu perpindahan masyarakat Tapanuli Selatan ke wilayah Pasir Pengaraian  untuk bermukim disana selama beberapa decade terakhir. Akhirnya perpindahan budaya tersebut menciptakan akulturasi budaya yang menarik.
Produk budaya upacara adat upah-upah yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat pendatang dari Tapanuli Selatan dan berbaur dengan penduduk setempat mengakibatkan penerapan budaya upah-upah tetap lestari dan mengalami perubahan yang unik, baik dari sisi tata laksana maupun bahan-bahan yang digunakan. Akan tetapi tujuan utama dari upacara upah-upah yang saat ini telah menjadi bagian dari budaya Riau masih sama dengan upacara upah-upah yang ada di Tapanuli Selatan , yaitu mengembalikan tondi kebadan individu atau kelompok orang yang diberikan upah-upah. Inilah salah satu bukti keterbukaan masyarakat melayu Riau, khususnya masyarakat Rokan Hulu, terhadap masuknya budaya lain yang di anggap positif mempengaruhi kualitas pribadi dan kelompok mereka.
Istilah tondi berasal dari wilayah Tapanuli Selatan, Sumatra Utara berpadan makna dengan beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang mencakup kata semangat, tenaga, dan kekuatan yang bersikap psikologis. Seiring dengan itu, beberapa pakar memiliki persamaan pendapat tentang pembahasan makna tondi ini. Pajung Bangun (dalam Koentjaraningrat, 2002) mengatakan tondi itu merupakan kekuatan yang member hidup pada bayi. Tondi merupakan kekuatan, tenaga, semangat jiwa yang memelihara ketegaran rohani dan jasmani agar tetap seimbang, kukuh, keras dan menjaga harmoni kehidupan setiap individu. Tondi dapat mengembara sesukanya dan bahkan boleh jadi bertemu dan bergabung dengan roh jahat. Dalam keadaan ketakutan yang mendadak misalnya diserang harimau di hutan, tondi juga bisa meninggalkan badan(Parsadaan Marga Harahap Dohot Boruna, 1993).
Menurut Efendy et al. (2008:3), upacara adat upah-upah biasanya diiringi dengan kenduri kecil maupun besar yang diiringi dengan doa selamat.

Berdasarkan fungsi dan tujuannya, upah-upah dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1.      Upah-upah hajat tercapai, yaitu upah-upah yang dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur karena cita-cita, harapan, ataupun permintaan tercapai. Misalnya upah-upah kepada anak yang telah lulus sekolah atau telah mendapat pekerjaan.
2.      Upah-upah sembuh sakit, yaitu upah-upah yang dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur karena harapan telah sembuh dari penyakit telah tercapai. Upah-upah seperti ini biasanya dilaksanakan oleh seseorang yang telah sembuh dari penyakit kronis tertentu.
3.      Upah-upah selamat, yaitu upah-upah yang dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur karena selamat dalam suatu musibah alam atau gangguan orang. Misalnya upah-upah bagi seseorang yang selamat dari musibah terhanyut dari sungai saat banjir besar.
4.      Upah-upah khusus, yaitu upah-upah yang dilaksanakan seseorang melalui fase kehidupan tertentu. Misalnya upah-upah bagi seseorang yang dikhitan, dinikahkan atau memangku suatu jabatan tertentu.

Pada tahap pelaksanaan upacara upah-upah tersebut, diperlukan tata laksana, bahan-bahan dan peralatan tertentu yang memiliki simbol dan makna tertentu.

2.      Peralatan dan Bahan-bahan

bahan yang digunakan untuk menyusun perayaan upah-upah relative beragam, tergantung faktor daerah, budaya, dan orang yang menyusun dan menyampaikan hajat tersebujt. Kadang-kadang upah-upah yang dilaksanakan pada waktu yang sama dan kampung yang sama memiliki bahan penyhajian yang berbeda(Efendy et.al, 2008)
Efendy mengatakan bahwa berdasarkan bahan yang digunakan dalam upacra upah-upah penyajian hidangan tersebut dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu upah-upah biasa, upah-upah lengkap, dan upah-upah sangat lengkap. Tingkatan ini berkaitan dengan niat atau nazar yang telah diucapkan dan kemampuan yang mempunyai hajat, bukan didasarkan pada tujuan dan manfaatnya karena setiap upah-upah memiliki tujuan mengembalikan tondi  ke badan.

Berkaitan dengan pembagian  tiga jenis bahan upah-upah ditinjau dari bahan yang digunakan, berikut ini adalah pemaparannya
1.      Upah-upah biasa, bahan-bahannya adalah sebagai berikut.
·         Ayam panggang
·         Hati ayam yang dipanggang
·         Telur ayam rebus yang telah dikupas
·         Udang yang telah di pais/direbus/digoreng
·         Beras kunyit
·         Nasi pulut kunyit
·         Sayur-mayur
2.      Upah-upah lengkap, bahan-bahannya adalah sebagai berikut.
·         Ayam panggang
·         Hati ayam yang dipanggang
·         Telur ayam rebus yang telah dikupas
·         Udang yang dipais/direbus/digoreng
·         Beras kunyit
·         Nasi pulut kunyit
·         Sayur-mayur
·         Gulai kepala kambing
·         Bagian-bagian kambing yang dapat dimakan selai kepala
3.      Upah-upah sangat lengkap,.
·         Ayam panggang
·         Hati ayam yang dipanggang
·         Telur ayam rebus yang telah dikupas
·         Udang yang dipais/direbus/digoreng
·         Beras kunyit
·         Nasi pulut kunyit
·         Sayur-mayur
·         Gulai kepala kambing
·         Bagian-bagian kambing yang dapat dimakan selain kepala
·         Gulai kepala kerbau
·         Bagian-bagian tubuh kerbau lainnya yang dapat dimakan
 


Contoh penyajian hidangan jenis upah-upah lengkap


3.       Tata Laksana

Efendy et al. (2008) menjelaskan tentang tata laksana upacara upah-upah mencakup rangkaian kegiatan berikut ini.
1.      Semua hadirin, termasuk pelantun upah-upah yang lazim disebut si pengupah memasuki tempat pelaksanaan kegiatan. Umumnya mereka duduk membentuk lingkaran atau persegi panjang. Upacara biasanya diadakan di dalam ruangan atau dib alai-balai.
2.      Kemudian orang yang akan di upah diminta duduk bersila ditengah-tengah lingkaran atau mengambil bagian lingkaran dengan menghadap para hadirin.
3.      Bahan upah-upah yang telah dipersiapkan diletakan di depan orang yang aka di upah-upah dengan ditutup kain selendang.
4.      Bila upah-upah masuk dalam perhelatan besar maka prosesinya dipimpin oleh seorang protocol. Namun apabila upacara ini dalam kategori kecil maka upacara akan dipimpin oleh si pelantun upah-upah.
5.      Acara dibuka oleh protokol, kemudian orang yang punya rumah memberikan kata sambutan mengenai maksud diadakannya upah-upah ini.
6.      Berikutnya adalah acara inti, yaitu penyampaian kalimat upah-upah. Si pengupah mengambil posisi duduk atau berdiri berhadapan dengan orang yang akan di upah, dan bahan upah-upah ada diantara mereka. Sambil berdiri si pengupah mengangkat talam  atau wadah tempat upah-upah keatas kepala atau di depan orang yang akan di upah-upah. Namun apabila berupa upah-upah lengkap atau sangat lengkap cukupdibuka saja karena terlalu gelap untuk diangkat.
7.      Terakhir, si pengupah melantunkan kata-kata upahannya.

4.      Doa

Doa dalam memberikan hidangan upah-upah berbentuk sajak atau bait-bait yang bermakna dan nilai sastra berupa metafora, pantun, dan nilai moral. Berikut ini adalah contoh  bait doa dari pengupah yang dibacakan kepada orang yang di upah-upah(Efendy et al, 2008)

Bismillahirrohmanirrohiim kami ucapkan
Rahmat Allah senantiasa kita pintakan
Menyampaikan niat serta hajat di dalam
Itulah niat mengupah-upah anak menantu dambaan

Sudah terselip dihati ibu dan ayah
Menyampaikan niat melaksanakan upah-upah
Niat terkandung lamalah sudah
Baru sekarang beroleh izin Allah

Maka pada hari ini ada hajat di dalam hati
Ada niat yang belum terlaksanai
Untuk mengupah-upah anak menantu kita ini
Akan kita lepas kelautan lepas tiada bertepi

Supaya mereka tidak melanggar pantang
Supaya mereka tidak terlanda adat
Supaya mereka tidak disia-siakan orang
Upah-upah dilantunkan bekal tak tersukat

Rumpunnya rindang si pohon tebu
Rumput dedap dipenuhi benalu
Kaum family yang duduk bersimpuh
Ampun dan maaf karena pinta selalu

Batang nipah rapi ditanamkan
Nipah ditanam tambatan perahu
Kata pengupah yang disampaikan
Mengupah-upah anak serta menantu

Nipah ditanam tambatan perahu
Kerabat dating menyepuh bersih perunggu
Mengupah anak serta menantu
Selamatlah nian menempuh hidup baru

5.      Nilai-nilai

Ada banyak nilai yang terkandung dalam upacara adat upah-upah ini. Selain fungsi paulak tondi tu badan (memanggil tondi ke badan) upacara upah-upah juga memiliki fungsi nasihat, doa dan harapan. Berikut adalah nilai-nilai yang dapat diambil dari setiap nilai dan manfaat dari upacara adat upah-upah(Efendy et al,2008)
1.      Nasihat
Nasihat secara khusus diberikan kepada orang yang di upah-upah. Selain itu para hadirin yang hadir turut serta dalam merasakan dampak dari nasihat tersebut.
2.      Nilai doa
Kata dalam upah-upah sarat dengan doa kepada Allah SWT. Doa tersebut berisi permohonan kesehatan, keselamatan, kebahagiaan dan kejayaan bagi orang yang di upah-upah, teman, dan para hadirin
3.      Mempererat silaturahmi
Persiapaan dan prosesi upah-upah sarat dengan gotong-royong sehingga memupuk sikap persaudaraan yang tinggi diantara anggota masyarakat.
4.      Memupuk rasa syukur
Dalam upacara upah-upah terkandung pula makna pemupukan rasa syukur, ingat dan tawakal kepada Allah SWT.
5.      Pengembalian dan elaborasi spirit
Upah-upah bermanfaat dan dapat dipahami secara ilmiah sebagai sugesti atau dorongan spiritual terhadap orang atau sekelompok orang. Dampaknya akan terlihat apabila peserta benar-benar mengerti, menghayati, serta merasa menjadi bagian dari upah-upah tersebut sehingga melahirkan semangat dalam mengarungi hidup.
Berkaitan dengan pandangan diatas, salah satu penelitian pernah membuktikan dampak positif dari tradisi upah-upah terhadap pasangan pernikahan. Berdasarkan hasil penelitian Bahril Hidayat(2006), upacara adat upah-upah pada pasangan pernikahan di Tapanuli Selatan juga memiliki dampak atau pengaruh penting bagi kematangan psikologis pada pasangan pernikahan atau pengantin.

6.      Penutup
Upacara adat upah-upah adalah salah satu upacara adat di Rokan Hulu, Provinsi Riau. Upacara ini bertujuan untuk mengembalikan tondi ke badan sekaligus mengandung ungkapan-ungkapan metafora yang bermakna doa, harapan dan nasihat terhadap orang atau sekelompok orang yang di upah-upah.
Pelaksanaan upacara adat upah-upah memiliki banyak jenis, namun upah-upah memasuki hidup baru(diberikan kepada pasangan pernikahan) dilaksanakan untuk membangun rasa syukur, mempertahankan nilai-nilai sosial dan spiritual yang tinggi. Setiap orang tua di Rokan Hulu selalu bercita-cita, berniat, dan bernazar untuk melaksanakan upacara adat upah-upah ini sejak sang anak masih kecil. Tujuan utama dari upacara upah-upah ini adalah untuk meningkatkan rasa syukur terhadap apa yang telah diberikan Allah SWT kepada para keluarga.



DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Irwan. 2008. Upah,Tradisi Membangkit Semangat dalam Masyarakat Melayu.  
            Yogyakarta: Balai Kajian Pengembangan Budaya Melayu.
Said, Mahidin. 2005. Adat dan Kebudayaan Pasirpengarayan. Pekanbaru: Lembaga Adat
            Melayu Riau.
Situs Resmi Pemerintah Provinsi Riau Profil Kabupaten Rokan Hulu.2009.
            http://www.riau.go.id (diakses tanggal 01 Mei 2015)
Suwardi, Dkk. 2006. Penuntun Adat Masyarakat Melayu Riau Kabupaten/Kota Se-Provinsi
            Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.





No comments:

Post a Comment