Showing posts with label INDONESIA ZAMAN PENJAJAHAN. Show all posts
Showing posts with label INDONESIA ZAMAN PENJAJAHAN. Show all posts

Perkembangan Pers Di Indonesia pada Zaman Penjajahan Belanda dan Jepang

FADILLAH RACHMAN

 

Berbicara perihal dunia pers di Indonesia, tentunya tidak bisa dipisahkan dari hadirnya bangsa Barat di tanah air kita. Memang tidak bisa dimungkiri, bahwa orang Eropa lah, khususnya bangsa Belanda, yang telah "berjasa" memelopori hadirnya dunia pers serta persuratkabaran di Indonesia. Masalahnya sebelum kehadiran mereka, tidak diberitakan adanya media masa yang dibuat oleh bangsa pribumi. Tentang awal mula dimulainya dunia persurat kabaran di tanah air kita ini, Dr. De Haan dalam bukunya, "Oud Batavia" (G. Kolf Batavia 1923), mengungkap secara sekilas bahwa sejak abad 17 di Batavia sudah terbit sejumlah berkala dan surat kabar. Dikatakannya, bahwa pada tahun 1676 di Batavia telah terbit sebuah berkala bernama Kort Bericht Eropa (berita singkat dari Eropa). Berkala yang memuat berbagai berita dari Polandia, Prancis, Jerman, Belanda, Spanyol, Inggris, dan Denmark ini, dicetak di Batavia oleh Abraham Van den Eede tahun 1676. Setelah itu terbit pula Bataviase Nouvelles pada bulan Oktober 1744, Vendu Nieuws pada tanggal 23 Mei 1780, sedangkan Bataviasche Koloniale Courant tercatat sebagai surat kabar pertama yang terbit di Batavia tahun 1810.

AWAL MULA TERJADINYA PERTEMPURAN MEDAN AREA TAHUN 1945

SUCI PURNANDES

 

Pertempuran medan area berawal pada tanggal 9 november  1945 , pasukan sekutu di hawah brigadir Jendral  Ted Kelly mendarat di Sumatra Utara. Pendatang pasukan sekutu itu diikuti oleh pasukan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Pemerintahan Republik Indonesia di Sumatra Utara ternyata memperkenankan mereka menepati beberapa hotel di Medan seperti De Boer, Grand Hotel dan Hotel Asotaria untuk menghormati petugas Sekutu. Selanjutnya sebagian dari mereka di tempatkan di Binjai dan Tanjung morawa.

Setelah sehari mendarat, tim RAPWI mendatangi camp camp tawanan di Pulau Berayan, Sacntis, Rantau Prapat, Pemantang Siantar dan Brastagi untuk membantu membebaskan para tawanan dan dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur '' Teuku Muhamad Hassan''. Namun , para bekas tawanan itu langsung  menjadi intidari Batalion KNIL Medan. Akibat dari tindakan itu ternyata memancing berbagai insiden. Insiden pertama terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945 di Jalan Bali, Medan.

Penjajahan Inggris di Indonesia Tahun 1811-1916


Daud Candra/SI IV/14A

Pada tahun 1811 pimpinan Inggris di India yaitu Lord Muito memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di Penang (Malaya) untuk menguasai Pulau Jawa. Dengan mengerahkan 60 kapal, Inggris berhasil menduduki Batavia pada tanggal 26 Agustus 1811 dan pada tanggal 18 September 1811 Belanda menyerah melalui Kapitulasi Tuntang.Kebijakan Pemerintahan Thomas Stamford Raffles :
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
Langkah-langkah Raffles pada bidang pemerintahan sebagai berikut. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan (sistem keresidenan ini berlangsung sampai tahun 1964). Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka peroleh secara turun-temurun.
2. Bidang Ekonomi dan Keuangan
Petani diberikan kebebasan  untuk menanam tanaman ekspor, sedang pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling

SISTEM LIBERAL DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL

RODEARNI S

 

            Sistem ekonomi kolonial antara tahun 1870 dan 1900 pada umumnya disebut sistem liberalisme. Maksudnya adalah bahwa pada masa itu untuk pertama kali dalam sejarah kolonial, modal swasta diberi peluang sepenuhnya untuk mengusahakan kegiatan di Indonesia, khususnya perkebunan-perkebunan besar di Jawa maupun di luar Jawa. Selama masa ini pihak-pihak swasta Belanda maupun swasta eropa lainnya mendirikan berbagai perkebunan-perkebunan kopi, teh, gula dan kina. Pembukaan perkebunan-perkebunan besar ini kemungkinan oleh undang-undang agraria (Agrarische wet) yang dikeluarkan pada tahun 1870. Pada suatu pihak undang-undang ini melindungi hak milik petani Indonesia atas tanah mereka. Di lain pihak undang-undang agraria membuka peluang bagi orang-orang asing, artinya orang-orang bukan pribumi Indonesia, untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia. Zaman liberal menyaksikan penetrasi ekonomi uang yang lebih mendalam lagi kedalam masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat jawa. Hal ini terutama disebabkan oleh penyewaan tanah penduduk oleh

PEMBERONTAKAN ORANG-ORANG CINA DI BATAVIA

Restu wulandari

 

Ketika orang Belanda menaklukan Jacatra dan mendirikan Batavia (sekarang Jakarta), mereka mendapati orang Cina sudah ada di Jawa dan aktif dalam perdagangan. Jan Pietterzoon Coen, Gubernur Jendaral VOC (1618-1623), menyadari kekuatan penduduk Cina di wilayah itu dan memutuskan menggunakan mereka sebagai pengecer karena mereka melebihi kita (Belanda) dari segi kemampuan. Orang Cina bahkan dibujuk agar mau pindah ke Jakarta untuk membantu mengembangkan kota itu. Orang Belanda dan orang Cina hidup berdampingan dengan damai, dan berbeda dengan orang Cina Manila, orang Cina di Jawa diterima oleh penguasa Belanda. Kecuali di Kalimantan barat. Di situ penambang Cina, yang sudah membentuk kongsi sebelum orang Belanda tiba, menolak tunduk pada penguasa Belanda, yang kemudian menghancurkan mereka.

PERLAWANAN KESULTANAN-KESULTANAN BENGKULU MENGHADAPI PEMERINTAH HINDIA BELANDA ABAD KE - 19

RESTU WULANDARI

 

A.  Latar Belakang

Bengkulu atau dulu yang dikenal sebagai Bencoolen, Benkoelen, Bengkulen atau Bangkahulu adalah sebuah wilayah yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Sumatra Barat, di sebelah timur dengan Jambi dan Sumatra Selatan sedangkan di sebelah selatan dengan Lampung. Nama "Bencoolen" diperkirakan diambil dari sebuah nama bukit di Cullen, Skotlandia, Bin of Cullen (atau variasinya, Ben Cullen). Penamaan ini kurang berdasar karena bukanlah tabiat bangsa Melayu untuk menamakan daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal apalagi asal nama itu dari Skotlandia yang jauh disana. Sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dari kata 'Bangkai' dan 'Hulu' yang maksudnya 'bangkai di hulu'.

BANTEN DAN MATARAM DALAM MENGHADAPI VOC BELANDA

DELIMA CITRA

 

A.    Kedatangan Bangsa Belanda di Banten

Berbeda dari abad sebelumnya, pada abad XIV kekuasaan Kesultanan Turki tidak lagi menguasai sebagian besar Eropa dan Asia Timur. Daerah-daerah itu kini dikuasai negara-negara Kristen terutama Portugis, sehingga Lisabon kembali menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa.Pedagang-pedagang Inggris, Belanda dan sebagainya membeli rempah-rempah dari Lisabon. Apalagi daerah-daerah penghasil rempah-rempah itu hanya diketahui Portugis.

Pengangkutan rempah-rempah dari Lisabon mendatang-kan keuntungan banyak bagi pedagang-pedagang Belanda; yaitu menyalurkannya kembali ke Jerman dan negara-negara lain di Eropa Timur. Tetapi karena pecahnya perang antara Nederland dengan Spanyol pada tahun 1568 yang dikenal dengan "Perang Delapan Puluh Tahun" mengakibatkan perdagangan Belanda di Eropa Selatan menjadi tidak lancar, lebih-lebih sesudah Spanyol berhasil menduduki Portugal pada tahun 1580.

SEJARAH PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA BARAT

DELIMA CITRA

 

A.    Perlawanan Terhadap Kekuasaan Portugis.

1 Perlawanan Kesultanan Ternate

            Perlawanan rakyat Ternate didorong oleh tindakan bangsa Portugis yang sewenang-wenang dan merugikan rakyat. Perlawanan Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun dari Ternate. Seluruh rakyat dari Irian sampai ke Jawa diserukan untuk melakukan perlawanan. Sayang sekali Sultan Hairun ditipu oleh Portugis dan dihukum mati pada tahun 1570.Tetapi kecongkakan Portugis akhirnya menuai balasan dengan keberhasilan Sultan Baabullah dalam mengusir Portugis dari bumi Maluku tahun 1575. Selanjutnya Portugis menyingkir ke daerah Timor Timur (Timor Loro Sae).

2.  Perlawanan Kesultanan Demak

POLITIK PADA MASA KOLONIAL BELANDA DAN PEMERINTAHANNYA DI INDONESIA


Suharyati Lusiana/SI IV/14B

         Mulai tahun 1602 belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor-Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga (1975) ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor-Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya. Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama VOC Perusahaan Hindia Timur Belanda bahasa Belandanya disebut dengan ''Verenigde Oostindische Compagnie''. VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini

PENJAJAHAN BANGSA INGGRIS DI INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN THOMAS S.RAFFLES


Desinawati Sinaga/E/S

A.    Sejarah Penjajahan Inggris di Indonesia
Inggris secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang (1811) dimana perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris. Namun sebelum perjanjian Tuntang ini, sebenarnya Inggris telah datang ke Indonesia jauh sebelumnya. Perhatian terhadap Indonesia dimulai sewaktu penjelajah F. Drake singgah di Ternate pada tahun 1579.
Selanjutnya ekspedisi lainnya dikirim pada akhir abad ke-16 melalui kongsi dagang yang diberi nama East Indies Company (EIC). EIC mengemban misi untuk hubungan dagang dengan Indonesia. Pada tahun 1602, armada Inggris sampai di Banten dan berhasil mendirikan Loji disana. Pada tahun 1904, Inggris mengadakan perdagangan dengan Ambon dan Banda, tahun 1909 mendirikan pos di Sukadana Kalimantan, tahun 1613 berdagang dengan Makassar (kerajaan Gowa), dan pada tahun 1614 mendirikan loji di Batavia (jakarta). Dalam usaha perdagangan itu, Inggris mendapat perlawanan kuat dari Belanda. Belanda tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mengusir orang Inggris dari Indonesia. Setelah terjadi tragedi

SEJARAH PEMBERONTAKAN PETA (PEMBELA TANAH AIR) DI BLITAR TANGGAL 14 FEBRUARI 1945


M.RIZKY MAULIDDIN/SI IV/14B

Padahal, tanggal 14 Februari dicatat dalam sejarah nasional Indonesia sebagai peringatan peristiwa Pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air) di Kota Blitar pada tahun 1945 - hanya setengah tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia - yang dipimpin oleh Shodancho Supriyadi. Tulisanku kali ini akan sedikit menceritakan ulang peristiwa terjadinya Pemberontakan PETA di Blitar tanggal 14 Februari 1945. Bahan tulisan aku ambil dari berbagai sumber referensi di internet yang insya Allah terpercaya.

PETA (singkatan dari "Pembela Tanah Air") adalah bentukan junta militer pendudukan Kekaisaran Jepang di Indonesia yang didirikan pada bulan Oktober 1943. Jepang merekrut para pemuda Indonesia untuk dijadikan sebagai tentara teritorial guna mempertahankan Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera jika pasukan Sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Australia, Belanda, dkk.) tiba. Tentara-tentara PETA mendapatkan pelatihan militer dari tentara Kekaisaran Jepang, tetapi berbeda dengan tentara-tentara HEIHO yang ikut bertempur bersama tentara-tentara Jepang di berbagai medan tempur Asia seperti Myanmar, Thailand, dan

Kondisi Indonesia Abad Ke-17 Pada Zaman Kompeni


Merri Natalia S/SI IV

Seabad sesudah bangsa Portugis, bangsa Belanda sampai di Asia. Di Eropa, mereka sudah berhasil mengembangkan usaha pengangkutan laut antara negara Eropa, mereka mengambil rempah dari Portugal ke Eropa Timur dan Utara. Perang delapanpuluh Tahun Spanyol dan Belanda, Portugal berhasil ditaklukan oleh Spanyol dan perdagangan Belanda di sana dilarang. Belanda berusaha sendiri mencari jalan ke Asia, jalan sebelah utara Rusia dan Siberia gagal. Jalan mengelilingi Afrika mereka pelajari dari bangsa Portugis, lalu berlayar melalui rute ini ke Asia. Kapal-kapal Belanda tak berlayar ke India tetapi langsung ke Jawa. Pada tahun 1589, pertama kali Belanda berlabuh di banten, yang menjadi pokok tetap ekspor cengkeh dari Ternate, Ambon dan Seram, pala dari Banda dan lada dari Sumatera, Banten serta Malaka. Impor barang Timur antara lain poerselin dan sutera dari Tiongkok, kapas dari India, permadani dari Persia. Hanya Banten-lah yang mempunya barang dalam negeri yaitu lada. Jawa sendiri tak menghasilkan buat pasar dunia. Di Maluku, yang jadi makanan pokok adalah sagu tetapi ditambah beras dari Jawa ke Maluku. Pengangkutannya diselenggarakan oleh kurang lebih 35 jung dari 30-50 last (1 last = 2000kilogram). Perniagaan Jawa diselenggarakan oleh banyak pedagang yang berkelilig mengikuti barang dagangan mereka.

SEJARAH KEDATANGAN INGGRIS KE INDONESIA

Nabilah Imamah Izazi

 

A. Kedatangan Inggris Di Indonesia

Kedatangan pemerintah Inggris pertama kali telah dilakukan oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish pada tahun1579. Tujuan dari mereka adalah untuk mencari rempah-rempah. Pada saat itu Inggris dapat membawa rempah-rempah dari daerah Ternate ke Inggris melalui samudra Hindia. Pada tahun 1586 Inggris kembali mendatagi Indonesia yag dipimpin oleh Thomas Cavendish  dengan melewati jalur yang sama.

Dengan pengalaman yang dimiliki para pelaut Inggris pada thun 1579 dan 1586 itu, membuat Ratu Elisabeth berniat untuk mengembangkan sayap perdangannya ke daerah Asia. Ratu Elisabeth ingin menyaingi perdagangan Spayol, menggalakkanEkspor wol dan mecari rempah-rempah.

Perlawanan Rakyat Banjar terhadap Penjajahan


ANA SEPTI YANA/1405113330/14B/SI4
                   Perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah telah terjadi sejak kedatangan bangsa asing yang ingin menjajah Indonesia dengan berbagai dalih yang dilakukannya demi untuk mengeruk          keuntungan dari tanah jajahannya.
                   Pertentangan pertama antara Belanda dengan kerajaan Banjar, dalam hal ini Penambahan Marhum di satu pihak dan Belanda di lain pihak telah terjadi pada tanggal 14 Februari tahun 1606 dengan terbunuhnya nakhoda kapal Belanda Gillis Michielzoon beserta anak buahnya di Banjarmasin. Dalam rangka pembalasan dan memamerkan kekuatan beberapa kapal Belanda pada tahun 1612 secara mendadak telah menyerang dengan melakukan penembakan dan pembakaran di daerah Kuin. Dengan demikian pusat pemerintahan kerajaan Banjar terpaksa dipindahkan ke Martapura, ke kraton baru yang terkenal      dengan sebutan Kayu Tangi.
                   Pertikaian bersenjata menghangat lagi pada tahun 1638, dimana di Banjar Anyar telah terbunuh 64 orang bangsa Belanda di dalam satu penyergapan. Untuk pembalasan terhadap ini Belanda mengirim 2 buah kapal menuju Banjarmasin dan Kotawaringin. Mereka menahan perahu- perahu rakyat dan mengadakan penganiayaan kejam sesuai dengan instruksi dari Batavia, membunuh dan menyiksa tanpa pandang bulu, baik laki-laki maupun wanita atau anak-anak suku Banjar, tanpa perikemanusiaan.

SEJARAH MASUKNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME KE INDONESIA.

PUTRI LESTARI

 

1. MASA KEKUASAAN VOC

Usaha bangsa Barat untuk mendapatkan benua baru dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang ingin mendapatkan rempah-rempah. Bartholomeu Dias (1492) dan Vasco daGama (1498) berkebangsaan Portugis berlayar menyusuri pantai barat Benua Afrika akhirnyatiba di Kalkuta, India. Kemudian mereka membangun kantor dagang di Kalkuta dan berdagang di Asia Tenggara. Pada tahun 1512, Portugis masuk ke Maluku sedangkan Spanyol masuk ke Tidore (1521) untuk mencari rempah-rempah.Pada tahun 1596, pedagang Belanda dengan empat buah kapal di bawah Cornelis de Houtman berlabuh di Banten. Mereka mencari rempah-rempah di sana dan daerah sekitarnya untuk diperdagangkan di Eropa. Namun, karena kekerasan dan kurang menghormati rakyat maka diusir dari Banten.Kemudian pada tahun 1598, pedagang Belanda datang kembali ke Indonesia di bawah Van Verre dengan delapan kapal dipimpin Van Neck, Jacob van Heemkerck datang di Banten dan diterima

Sejarah Pemberontakan PETA di Blitar 14 Februari 1945


Siska Maya Renti/014 B

            Apabila kita bertanya kepada banyak orang tentang apa yang mereka ingat jika menyebut tanggal 14 Februari, tentulah mayoritas dari mereka akan berkata 'Hari Valentine', apalagi kalau yang ditanya adalah anak-anak muda zaman sekarang yang hobinya tidak jauh dari 'percintaan' dan 'kegalauan'. Padahal, tanggal 14 Februari dicatat dalam sejarah nasional Indonesia sebagai peringatan peristiwa Pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air) di Kota Blitar pada tahun 1945 - hanya setengah tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia - yang dipimpin oleh Shodancho Supriyadi, seorang pemuda yang dilahirkan pada tanggal 13 April 1925 di Trenggalek, Jawa Timur. Ayahnya bernama Darmadi, seorang pejabat Pamongpraja sejak zaman Hindia Belanda hingga di zaman kemerdekaan. Bapak Darmadi mula-mula seorang wedana di Gorang-garing, Madiun, kemudian menjadi Fukukenco atau Patih pada zaman Jepang dan diangkat sebagai Bupati Blitar pada zaman RI. Supriyadi adalah putera sulung. la masih mempunyai dua belas saudara lagi. Ibu kandung Supriyadi bernama Rahayu, meninggal waktu Supriyadi masih kecil. Kemudian anak sulung itu diasuh oleh ibu tirinya bernama Susilih.

Kilasan Sejarah Antara Anyer dan Panarukan (1809-1810)


SISKA MAYA RENTI/014 B

Anda pernah mendengar Nama Daendels?  Ya, tokoh yang sering kita dengar ini  memang  penuh kontroversi. Herman Willem Daendels atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Daendels, adalah nama seorang Gubernur Jenderal Belanda yang pernah memerintah di bumi kita tercinta ini antara tahun 1808 dan 1811. Berdasarkan buku-buku sejarah, Gubernur Jenderal Daendels dikenal sebagai seorang diktator yang sangat kejam, tidak berperikemanusiaan, dan selalu menindas rakyat demi keuntungan pemerintah Kolonial Belanda dan pribadinya.
Daendels menerima dua tugas yang diberikan oleh Louis Napoleon, yang menjadi raja di negeri Belanda pada saat itu. Kedua tugas itu adalah: mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki sistem administrasi negara di Jawa. Dan untuk melakukan tugas itu, dirinya berusaha membangun Jalan antara Anyer sampai dengan Panarukan.  Menurut beberapa sumber sejarah, Jalur jalan ini melalui garis pantai dari Batavia menuju Carita, Caringin, menembus Gunung Pulosari, Jiput, Menes, Pandeglang, Lebak hingga Jasinga (Bogor). 

Sejarah Perlawanan Rakyat Bali Terhadap Belanda (1846–1905)

Siska Maya Renti

 

Pada abad 19 sesuai dengan cita-citanya mewujudkan Pax Netherlandica (perdamaian di bawah Belanda), Pemerintah Hindia Belanda berusaha membulatkan seluruh jajahannya atas Indonesia termasuk Bali. Meskipun Bali merupakan pulau kecil dengan wilayah yang sempit, tetapi pulau ini memiliki beberapa kerajaan seperti Kerajaan Buleleng dan Karangasem sehingga pemerintah Belanda ingin menguasai sebagian wilayah kekuasaan kerajaan Bali.

Keinginan Belanda untuk menguasai Bali dimulai sejak tahun 1841 dan seluruh raja di Bali dipaksa untuk menandatangani perjanjian yang isinya agar raja di Bali mengakui dan tuntuk kepada pemerintah Belanda. Sikap Belanda yang sewenang-wenang ini mendapat perlawanan dari rakyat Bali.

PROSES KEDATANGAN BELANDA DAN SEKUTU PASCA KEMERDEKAAN


Debora hutagalung/2014 b/SI IV

Pada perang dunia ke 2 jepang mengalami kekalahan, hal ini sekutu memerintahkan jepang supaya mempertahankan keadaan di Indonesia seperti pada saat penyerahan kekuasaan. Hal itu menandakan bahwa Sekutu tidak menghendaki adanya perubahan di Indonesia. Padahal di Indonesia sudah terjadi perubahan yaitu bangsa Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pemerintah Republik Indonesia yang baru saja terbentuk setelah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Di hadapkan pada tantangan dengan kedatangan tentara Sekutu yang di bonceng Belanda. Belanda yang ingin kembali ke Indonesia berhadapan kembali dengan bangsa Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaanya. Oleh karena itu, terjadilah konflik Indonesia-Belanda dan berbagai upaya diplomasi untuk menuju penyelesaian akhir konflik tersebut. Di lain pihak, bangsa Indonesia sedang sibuk melakukan upaya-upaya perebutan kedaulatan dari tangan Jepang. Rakyat Indonesia juga berusaha untuk memproleh senjata dari tangan Jepang. Karena pihak Jepang enggan menyerahkan senjatanya, maka terjadilah pertempuran-pertempuran dahsyat di berbagai daerah. Proses perebutan kekuasaan tersebut berlangsung dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober. BKR dan badan-badan

PERLAWANAN KESULTANAN BANTEN TERHADAP VOC

AHMAD SUHARLAN 

 

Latar Belakang Belanda Datang Ke Banten

Bangsa Eropa datang ke wilayah Nusantara pada awalnya memiliki tujuan untuk mencari rempah-rempah dan berdagang. Hal tersebut yang dilakukan oleh Portugis, sebagai bangsa Eropa pertama yang datang ke wilayah Nusantara dengan motif ekonomi, petualangan, dan agama. Kedatangan bangsa Eropa ke Nusanta juga dilatarbelakangi oleh jatuhnya kota Konstantinopel sebagai pusat perdagangan rempah-rempah ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453. Seiring dengan hal tersebut, pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti perkapalan, navigasi, dan kompas di Eropa turut memicu adanya penjelajahan samudra sampai ke wilayah Nusantara.