Showing posts with label INDONESIA ZAMAN PRA SEJARAH. Show all posts
Showing posts with label INDONESIA ZAMAN PRA SEJARAH. Show all posts

ZAMAN MEGALITIKUM

ILYA DWITA PUTRI

 

 1.PENGERTIAN MEGALITIKUM

Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkankebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zamanPerunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupunkepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaanterhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat. Ada dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya peradaban penghidupan food-gathering menjadi foodproducing. Pada saat orang sudah mengenal bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang mereka selenggarakan mula-mula bersifat primitif dan hanya dilakukan di tanah-tanah kering saja. Pohon-pohon dari beberapa

ZAMAN LOGAM

ILYA DWITA PUTRI

 

Zaman logam yaitu zaman dimana manusia sudah menggunakan peralatan yang dibuat dari logam. Nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa logam telah dikenal dan dipergunakan orang untuk bahan membuat alat-alat yang diperlukan.Zaman logam di indonesia didominasi oleh alat-alat dari zaman perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu. Dari zaman-zaman prasejarah, dapat diketahui bahwa zaman logam dibagi atas zaman perunggu, zaman tembaga dan zaman besi. Asia tenggara tidak mengenal zaman tembaga. Setelah neolitikum langsung ke zaman perunggu dan berlanjut ke zaman besi.

1.      Zaman perunggu

Keadaan Alam Indonesia Zaman Prasejarah

Eka Nurtia Luluk Anggraini E/S

A. Pekembangan Alam
Alam indonesia Bahkan dunia banyak mengalami perubahan dari masa prasejarah himgga Modern. Berbagai peristiwa alam yang dapat menyebabkan perubahan bentuk muka bumi seperti gerakan pengangkatan (orogenesa), gerakan pengikisan dan kegiatan gunung berapi. Gerakan pengangkatan akan menghasilkan daratan baru. Dan aliran sungai akan menghasilkan erosi dan memindahkan berbagai macam batuan ke tempat yang lebih rendah. Letusan gunung berapi pun akan membentuk suatu kawah yg besar dan suatu pulau baru. Seperti letusan gunung berapi di sumatra utara hingga membentu danau toba.
Keadaan lingkungan fisik perlu di ketahui terlebih dulu untuk memberikan gambaran tentang keadaan alam yang bersifat amorganis seperti tanah, iklin, air dan segala macam peristiwa alam yang berhubungan dengan ke tersebut.
Dalam melakukan rekontruksi maka berbagai peristiwa yang terjadi pada kala plestosen dapat di lihat dri bukti kehidupan zaman lampau berupa fosil yang terbentuk pada lapisan tanah yang bersangkutan akan banyak membantu dalam pengambilan kesimpulan.
Para ahli geologi, paleontologi dan arkeologi telah berkesimpulan bahwa pada masa plestosen muka bumi sering mengalami perubahan oleh gerakan endogen dan eksogen atau oleh perubahan iklim. Pada masa ini hewan maupun tumbuhan telah hidup merata di bumi, sedangkan manusia di keetahui baru mendiami beberapa daerah antara lain afrika, eropa, asia, termasuk kepulauan indonesia.

Kebudayaan Zaman Batu di Indonesia

Irda/E/S

Berdasarkan dari hasil temuan alat-alatnya dan cara pengerjaanya, maka zaman batu dapat dibagi menjadi 3 bagian yakni :
1. Kebudayaan Palaeolithikum/Batu tua.
Hasil dari kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah Pacitan (Jawa Timur)
dan Ngandong (Jawa Timur). Untuk itu para arkeolog sepakat untuk membedakan temuan benda-benda prasejarah di kedua tempat tersebut yaitu sebagai kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Kapak genggam merupakan peninggalan zaman Palaeolithikum yang ditemukan pertama kali oleh Von Koenigswald tahun 1935 di Pacitan, alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengan cara menggenggam. Kapak genggam terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas, atau dalam ilmu prasejarah disebut dengan chopper artinya alat penetak. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam.

"SISTEM MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT"


Syerli Susanti/e/s

1. Pengertian
Prasejarah atau nirleka (nir; tidak ada, leka;tulisan) secara harfiah berarti "sebelum sejarah", Dari bahasa latin untuk "sebelum" præ dan historia. Prasejarah manusia adalah masa dimana perilaku dan anatomi manusia pertama kali muncul sampai adanya catatan sejarah yang kemudian diikuti dengan penemuan aksara.
Pengertian sistem mata pencaharian
Sebelum mengenal lebih jauh tentang bagaimana sistem mata pencaharian, alangkah baiknya kalau kita mengenal terlebih dahulu dari segi arti sistem mata pencaharian itu sendiri, berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, sistem mata pencaharian terdiri dari dua unsur kata yaitu:

Manusia Kera ( Pithecanthropus )


Apri ani Sitanggang/S/A

Jenis manusia purba pithecanthropus biasa dikatakan manusia kera yang jenisnya paling banyak ditemui di Indonesia, pada fosil yang ditemukan memiliki umur yang bervariasi setelah melalui tes stratigrafi di lapisan kabuh dan pucangan yang berkisar 30.000 sampai 2 juta tahun yang lalu.
Pithecanthropus Hidup dengan cara berkelompok dan untuk memperoleh makanan maka mereka mencarinya dengan jalan menangkap ikan dan berbura serta mengumpulkan makanan ( hunting and food gathering ). Untuk memperoleh makanan tersebut, Pithecanthropus akan

SISTEM KEPERCAYAAN MANUSIA PRAAKSARA


Khairin Nisa/pis

Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, maka masyarakat Indonesia sebelum adanya pengaruh Hindu-Buddha juga telah mempercayai adanya kekuatan di luar diri mereka. Hal ini juga tidak terlepas dari kehidupan mereka. Mereka hidup dari berladang dan bersawah. Dalam mengolah/mengerjakan ladang atau terutama sawah harus ada kerjasama diantara mereka, seperti gotong royong membuat parit, membuat pintu air, bahkan mendirikan rumah. Kehidupan ini hanya dapat berjalan dalam masyarakat yang sudah teratur, yang telah mengetahui hak dan kewajibannya. Ini berarti telah ada organisasi dan yang menjadi pusat organisasi ialah desa dan ada aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama. Kepentingan desa berarti kepentingan bersama. Dalam suasana untuk saling memahami, saling menghargai, tolong menolong dan bertanggung jawab, maka muncullah faktor baru, yakni pemimpin (ketua desa/datuk). Yang memegang pimpinan adalah ketua adat, yang dianggap memiliki kelebihan dari yang lain. Ia harus melindungi anggotanya dari serangan kelompok lain, atau ancaman binatang buas sehingga tercipta kemakmuran, kesejahteraan dan ketentraman. Pemimpin bekerja untuk kepentingan seluruh desa, maka masyarakat berhutang budi kepada pemimpinnya. Sifat kerja sama antara rakyat dan pemimpinnya membentuk persatuan yang kuat, memunculkan kepercayaan, yakni memuja roh nenek moyang, memuja roh jahat dan roh baik bahkan mereka percaya bahwa tiap-tiap benda memiliki roh.

Sistem kepercayaan telah berkembang pada masa manusia praaksara. Mereka menyadari bahwa ada kekuatan lain di luar mereka. Oleh sebab itu, mereka berusaha mendekatkan diri dengan kekuatan tersebut. Caranya ialah dengan mengadakan berbagai upacara, seperti pemujaan, pemberian sesaji, atau upacara ritual lainnya. Dengan demikian muncullah Animisme, Dinamisme, dan Totemisme.
a.       Animisme
Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda. Setiap benda baik hidup maupun mati mempunyai roh atau jiwa. Roh itu mempunyai kekuatan gaib yang disebut mana. Roh atau jiwa itu pada manusia disebut nyawa. Nyawa itu dapat berpindah-pindah dan mempunyai kekuatan gaib. Oleh karena itu, nyawa dapat hidup di luar badan manusia. Nyawa dapat meninggalkan badan manusia pada waktu tidur dan dapat berjalan kemana-mana (itulah merupakan mimpi). Akan tetapi apabila manusia itu mati, maka roh tersebut meninggalkan badan untuk selama-lamanya.

 Roh yang meninggalkan badan manusia untuk selama-lamanya itu disebut arwah. Menurut kepercayaan, arwah tersebut hidup terus di negeri arwah serupa dengan hidup manusia. Mereka dianggap pula dapat berdiam di dalam kubur, sehingga mereka ditakuti. Bagi arwah orang-orang ter- kemuka seperti kepala suku, kyai, pendeta, dukun, dan sebagainya itu di- anggap suci. Oleh karena itu, mereka dihormati; demikian pula nenek moyang kita. Manusia purba percaya bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan di dunia. Mereka juga memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat jahat dan berbuat baik. Roh-roh itu mendiami semua benda, misalnya pohon, batu,gunung, dan sebagainya. Agar mereka tidak diganggu roh jahat, mereka memberikan sesaji kepada roh-roh tersebut.

b. Dinamisme
         Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Istilah dinamisme berasal dari kata dinamo artinya kekuatan. Dinamisme adalah paham/kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci. Benda suci itu mem- punyai sifat yang luar biasa (karena kebaikan atau keburukannya) sehingga dapat memancarkan pengaruh baik atau buruk kepada manusia dan dunia sekitarnya.

 Dengan demikian, di dalam masyarakat terdapat orang, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda, dan sebagainya yang dianggap mem- punyai pengaruh baik dan buruk dan ada pula yang tidak Benda-benda yang berisi mana disebut fetisyen yang berarti benda sihir. Benda-benda yang dinggap suci ini, misalnya pusaka, lambang kerajaan, tombak, keris, gamelan, dan sebagainya akan membawa pengaruh baik bagi masyarakat; misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah penyakit, menolak malapetaka, dan sebagainya. Antara fetisyen dan jimat tidak terdapat perbedaan yang tegas. Keduanya dapat berpengaruh baik dan buruk tergantung kepada siapa pengaruh itu hendak ditujukan. Perbedaannya, jika jimat pada umumnya dipergunakan/dipakai di badan dan bentuknya lebih kecil dari pada fetisyen. Contohnya, fetisyen panji Kiai Tunggul Wulung dan Tobak Kiai Plered dari Keraton Yogyakarta. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris,patung, gunung, pohon besar. Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.

c. Totemisme
Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular, dan harimau. Adanya anggapan bahwa binatang-binatang juga mempunyai roh, itu disebabkan di antara binatang-binatang itu ada yang lebih kuat dari manusia, misalnya gajah , harimau, buaya, dan ada pula yang larinya lebih cepat dari manusia. Pendeknya, banyak yang mempunyai kelebihan-kelebihan di- bandingkan dengan manusia sehingga ada perasaan takut atau juga meng- hargai binatang-binatang tersebut. Sebaliknya, banyak pula binatang yang bermanfaat bagi manusia, seperti kerbau, sapi, kambing, dan sebagainya Dalam melaksanakan upacara penyembahannya, manusia purba membuat berbagai bangunan dari batu. Masa ini disebut sebagai kebudayaan Megalithikatau Megalithikum(kebudayaan batu besar). Bangunan-bangunan tersebut masih dapat ditemui saat ini. Sarana upacara ritual manusia purba antara lain seperti berikut.
(1)   Peti kubur batu, bangunan yang berfungsi sebagai peti jenazah. Peti kubur ada yang berbentuk kotak persegi panjang, ada pula yang berbentuk kubus dan memiliki tutup dari batu bergambar (disebut juga waruga), serta ada pula yang berbentuk menyerupai mangkuk (disebut juga sarkofagus). Di dalamnya, selain jenazah, juga terdapat 'bekal kubur'.
(2)   Menhir, bangunan berupa tiang atau tugu batu sebagai tanda peringatan dan lambang arwah nenek moyang.
(3)  Punden berundak, bangunan serupa candi yang terbuat dari susunan batu bertingkat. Merupakan tempat melakukan upacara pemujaan.
(4)   Dolmen, bangunan barupa meja batu tempat meletakkan sesaji dalam memuja roh nenek moyang.

        Benda purba merupakan aset bangsa yang tak ternilai. Oleh sebab itu, peninggalan-peninggalan tersebut perlu dilestarikan.
DAFTAR PUSTAKA
Didang Setiawan, Pengetahuan sosial 1 SMP/MTs kelas VII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
http://maalkhairaat.wordpress.com/2010/04/10/sistem-kepercayaan-masyarakat-zaman-pra-sejarah/

KEBUDAYAAN PACITAN

Roselma br Panjaitan/pis

Kebudayaan Pacitan ditemukakan oleh Von Koenigswald, alat yang ditemukan berupa kapak genggam serta alat serpih yang masih kasar yang diperkirakan hasil kebudayaan manusia jenis Meganthopus.
Budaya Pacitan juga dikenal dengan nama tradisi kapak perimbas, hasil budaya Pacitan dianggap sebagai alat budaya batu yang paling awal di Indonesia.Contoh alat-alat tersebut masih kasar dan sederhana dalam tehnik pembuatannya.Daerah persebaran kapak perimbas terutama terdapat di tempat-tempat penemuan tradisi kapak perimbas antara lain :
v  Punung, Pacitan, Jawa Timur
v  Lahat, Sumatera Selatan
v  Awangbangkal, Kalimantan Selatan
v   Cabbenge, Sulawesi Selatan
Pacitan merupakan tempat yang paling kaya dan menduduki tempat terpenting dalam penemuan alat-alat jenis paleolitik.Lebih dari dua ribu alat telah ditemukan pada zaman paleolitik, menurut Movius ciri-ciri kapak perimbas adalah sebagai berikut:
·         Berbentuk besar
·         Masif dan kasar buatannya
·         Kulit batunya masih melekat pada permukaan alat
Alat-alat dalam budaya Pacitan dan teknik pembuatannya menggunakan teknik perbenturan batu-batu dan penggunaan pecahan-pecahannya yang cocok untuk mempersiapkan jenis-jenis alat yang dikehendaki.

Budaya Pacitan diduga merupakan hasil karya dari manusia purba Pithecanthropus dan keturunannya. Pada hakikatnya, berbagai alat budaya Pacitan di atas tergolong dalam dua macam tradisi alat batu, yaitu tradisi batu inti dan tradisi batu serpih.

Contoh alat-alat budaya Pacikan yaitu:

·         Kapak perimbas:
 tajaman yang berbentuk konveks (cembung) atau kadang-kadang lurus diperoleh melalui pemangkasan pada salah satu sisi pinggiran batu sehingga kulit batu masih melekat pada sebagian besar permukaan batunya.

·          Kapak penetak (chopper):
sebuah alat yang dipersiapkan dari segumpal batu yang tajamannya dibentuk liku-liku melalui penyerpihan yang dilakukan selang-seling pada kedua sisi pinggiran.

·         Pahat genggam:
sebuah alat yang bentuknya hampir sama dengan bujur sangkar atau persegi empat panjang yang tajamannya disiapkan melalui penyerpihan terjal pada permukaan atas menuju pinggiran batu.

·         Kapak genggam awal:
 sebuah alat dari batu yang berbentuk meruncing. Teknik pemangkasan alat ini dilakukan pada satu permukaan batu untuk mendapatkan tajaman.

Di pacitan juga ada jenis makanan yg sangat khas yaitu nasi tiwul,makanan ini digunakan masyarakat sebagai pengganti dari nasi.Nasi tiwul terbuat dari gaplek(Umbi dari ketela pohon yg telah di keringkan) yg kemudian di tumbuk dan di tanak.
Pacitan memiliki budaya yg cukup menarik salah satunya adalah Ceprotan.Budaya ini merupakan upacara memetri desa(selamatan untuk desa).Budaya ini memiliki maksud agar warga desa mendapatkan keselamatan lahir dan batin,rukun,damai,terbebas dari mahluk halus dan terhindar dari malapetaka.
Daftar pustaka

CARA MASYARAKAT PRA AKSARA MEWARISKAN MASA LALUNYA

Fatimah/Pis

Ada beberapa bentuk tradisi pada masyarakat prasejarah, seperti dalam bentuk foklor, Mitos, Legenda, dongeng,Upacara, dan lagu dari berbagai daerah. Seperti yang kita tau bahwa masyarakat praaksara ini, masyarakatnya itu belum mengenal tulisan.Ssehingga pada masa itu cara mewariskan budayanya itu dengan cara lisan kepada generasi selanjutnya.
1.Foklor
 Foklor ini merupakan bentuk dari kebudayaan yang diwariskan secara tradisional, bisa dengan cara lisan, maupun nonlisan  dengan contoh yang disertai dengan gerak isyarat,bisa juga dengan alat pembantu pengingat.
Ada beberapa cirri-ciri foklor yang bisa kita ketahui, antara lain :
1.Pewarisannya itu biasanya dilakukan secara lisan. yakni melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2.sifatnya itu tradisional. yakni diwariskan dalam bentuk yang tetap ataupun dalam bentuk standar
3.perkembangannya dalam versi yang berbeda-beda. kenapa bisa berbeda? Karna pewarisannya itu secara lisan, jadi foklornya ini mudah mengalami perubahann, tapi bentuk dasarnya(awalnya) tetap bertahan
4.mempunyai sikap anonom. artinya si pembuat foklor ini tidak  dapat diketahui lag
5.Mempunyai bentuk yang berpola. Dalam foklor ini biasanya menggunakan kata pembuka tertentu.misalnya"Menurut empunya cerita".
6.mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Artinya cerita rakyat berguna bagi rakyat, misalnya belajar rakyat,protes,penerangan dsb.
7.sifatnya itu pralogis. Artinya bahwa foklor ini punya logika tersendiri
8.menjadi milik bersama,untuk anggota masyarakatnya
9.biasanya itu foklor itu sifatnya lugu, sehingga kelihatan terlalu sopan
            Foklor ini dapat dibedakan menjadi 3, menurut  Jan Harold( ahli foklor dari AS) antara lain :
1.Foklor Lisan
a) Nyanyian rakyat,seperti Soleram dari Riau
b)Prosa rakyat seperti Sangkuriang,atau raden Baterang
2. Foklor sebagian lisan
a)Kepercayaan dan tahayul
b) Permainan dan hiburan rakyat setempat
c) Teater rakyat
d) Tari rakyat
e)Adat kebiasaan
f) Upacara tradisional
g) Pesta rakyat Indonesia
3.foklor buka Lisan
a) Arsitektur bangunan rumah tradisional
b) Seni kerajinan tangan tradisional
c) Pakaian tradisional
d) Makanan dan Minuman khas daerah
e) Alat-alat tradisional
f) Peralatan dan senjata yang khas tradisional
g) Obat-obat tradisional
2.Mitos
            Mitos yaitu cerita rakyat yang tokohnya itu para dewa atau makluk setengah dewa yang Pada masa lampau diyakini benar-benar terjadi oleh penganutnya. Biasanya yang dikisahkan itu adalah petualangan para dewa, misalnya kisah percintaannya. Contoh yang lain adalah mitos tentang Dewi sri dari jawa. Namun  ada juga mitos dari negara lain contohnya, mitos Hercules dari yunani, legenda Ular putih di cina dsb.
3. legenda
            Legenda yaitu cerita rakyat dalam bentuk prosa yang oleh pemilik cerita di yakini benar-benar terjadi. Legenda dikelompoknya menjadi 4 menurut Harold Brunvan ,yakni :
a)Legenda Keagamaan, ( menceritakan tentang orang-orang suci. Misaknya legenda tentang wali songo, legenda Syekh Siti Jenar)
b) Legenda Alam Ghaib( menceritakan tentang alam ghaib yang dialami seseorang dan diyakini benar-benar  terjadi. Contohnya itu sundel Bolong, Genderuwo dsb)
c) Legenda Perseorangan (menceritakan tentang seseorang tikig tertentu yang dianggap bener-benar ada. Contonya legenda Ande-ande Lumut, Si Pitung dsb)
d) Legenda Setempat(menceritakan tentang hal yang menyangkut asal mulanya suatu tempat baik dalam bentuknya, maupun nama serta cirri khas suatu daerah ditempat tertentu. Contohnya legenda tangkuban perahu, legenda Giunung batok, legenda Danau Toba dsb)
4. Dongeng
            dongeng bias diartikan sebagai cerita pendek yang termasuk sebagai sastra lisan yang berbentuk prosa dan dianggap benar-benar terjadi.funsi dari dongeng dongeng ini adalah biasanya sebagai hiburan yang berisikan kebenaran,pelajaran, ataupun sindiran. Penggolongan dongeng dapat digolongkan sebagai berikut :
a)      Dongeng tentang hewan,contohnya seperti, kancil mencuri timun dsb
b)      Dongeng tentang kehidupan sosial. Penokohannya itu di tokohi manusia, biasanya itu tentang suka duka kehidupan. Contohnya bawang merah dan bawang putih
5. Upacara Adat
            Upacara adat ini didasari oleh adanya kepercayaan tertentu yang mereka anut. Bisa kepercayaan animisme maupun dinamisme. Contohnya itu seperti upacara bersih laut(labuhan), upacara adat bersih desa, upacara kasodo.yang bertujuan untuk mendatangkan berkah, ataupun untuk menghindari musibah.

Daftar pustaka :
 Listiyani Ari Dwi.2009. Sejarah SMA/MA X. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional..
Tim MGMP Sejarah Provinsi Riau.2010. Sejarah untuk SMA/MA kelas X. Pekanbaru: Amara..

PERKEMBANGAN KKEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA

EGI SEPTIA WINDARI/PIS
1.         Apa Itu Manusia Purba ?
Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba diyakini telah mendiami bumi sekitar 4 juta tahun lalu. Namun, jenis manusia pertama telah ada di muka bumi ini sekitar 2 juta tahun lalu.
2.         Jenis Manusia Purba Di Indonesia
Jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di indonesia, diantaranya :
a.      Meganthropus paleojavanicus,berarti manusia besar. Fosil ini ditemukan di sangiran oleh Von Koeningswald pada tahun 1941. Ciri-ciri Meganthropus palaeojavanicus :
o      Memiliki tulang pupil yang tebal
o      Memiliki otot kunyah yang kuat
o      Memiliki tonjolan kening dan menyolok
o      Memiliki tonjolan belakang yang tajam
o      Tidak memiliki dagu
o      Memiliki perawakan yang tegap
o      Memakan jenih tumbuh-tumbuhan
o      Mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
b.      Pithecanthropus, berarti manusia kera. Fosil ini ditemukan di Trinil desa Ngawi, Perning daerah Mojokerto, Sangiran, Kedung Brubus, Sambung Macan dan Ngandong.Ciri-ciripithecanthropus :
o      Tinggi badan sekitar 165-180 cm
o      Volume otak berkisar antara 750 cc- 1350 cc
o      Bentuk tubuh dan anggota badan yang tegap
o      Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
o      Bentuk graham yang besar dengan rahang yang sangat kuat
o      Bentuk tonjolan kening tebal
o      Bentuk hidung tebal
o      Tidak memiliki dagu
o      Bagian belakang kepala tampak menonjol
c.       Homo sapien sadalah manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Ciri-cirinya :
o      volume otaknya antara 1000-1200 cc
o      Tinggi badan antara 130-210 cm
o      Otot tengkuk mengalami penyusunan
o      Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
o      Muka tidak menonjol ke depan
o      Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
3..        Kehidupan Manusia Purba
a.         Kehidupan Masyarakat Berburu Dan Mengumpulkan Makanan
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan ini sangat sederhana. Kehidupan mereka tak ubahnya seperti kelompok hewan, karena tergantung pada apa yang disediakan oleh alam.Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia tinggal di alam terbuka seperti hutan, di tepi sungai, di gunung, di goa dan di lembah – lembah. Disamping itu, binatang buas menjadi penghalang bagi manusia untuk melaksanakan kehidupannya.
b.         Kehidupan MasyarakatBercocok Tanam
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah berhuma. Berhuma adalah tekhnik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari bagian hutan yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan, demikian seterusnya.Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan hidup masyarakat semakin bertambah, namun tidak ada satu anggota masyarakatpun yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Maka diadakanlah pertukaran barang dengan barang (sistem barter). Pertukaran barang dengan barang ini menjadi awal munculnya sistem perdagangan atau sistem perekonomian dalam masyarakat.
c.         Perkembangan Teknologi masyarakat Awal Indonesia
            Perkembangan teknologi di Indonesia dimulai pada masa perundagian, diawali dengan kepandaian menuang logam.Untuk melebur logam dan menjadikan suatu alat diperlukan cara-cara khusus yang belum dikenal sebelumnya. Logam harus dipanaskan hingga mencapai titik leburnya, kemudian dicetak menjadi perkakas yang diperlukan.Sementara zaman logam berkembang di Indonesia, kebudayaan batu tidaklah punah bahkan keduanya berkembang dan tetap dipergunakan.
Dalam perkembangannya kehidupan masyarakat sudah teratur dan telah mengenal bentuk-bentuk pertama sistem pemerintahan kerajaan.Manusia purba telah mampu menghasilkan bangunan-bangunan yang dibuat dari batu-batu besar dan digunakan dalam hubungannya dengan kepercayaan zaman prasejarah.
SUMBER :
Wayan,I Badrika.2006.Sejarah untuk SMA jilid 1 Kelas X. Jakarta: PenerbitErlangga